SLEMAN, KOMPAS.com - Pembilasan oli mesin atau engine flush, adalah salah satu metode perawatan pada sektor mesin mobil. Tujuannya untuk mengoptimalkan kualitas penggantian pelumas.
Dengan menambahkan cairan flushing ke dalam oli mesin sebelum dikuras, mesin dihidupkan 15 sampai 20 menit. Harapannya semua kotoran bisa terangkat dan ikut terbuang.
Bila sudah demikian, oli mesin baru yang dimasukkan benar-benar tidak terkontaminasi sisa oli bekas.
Cara tersebut cukup efektif untuk mengikis atau mengencerkan kotoran yang membandel di dinding mesin. Tapi, pada kondisi tertentu engine flush justru bisa membuat mesin rontok.
Baca juga: Daftar Harga Oli Mesin Mobil per September 2023
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, engine flush memang bisa digunakan untuk menjaga kebersihan pelumas mesin dan salurannya, namun bila dilakukan tidak memperhatikan syaratnya justru bisa membuat mesin rontok.
“Perlu diketahui, oli mesin adalah elemen utama yang menunjang sistem pelumasan, sehingga bila sampai karakter oli ini berubah dampaknya bisa membuat mesin rontok atau aus, ini bisa terjadi ketika proses engine flush,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Minggu (24/9/2023).
Pria yang membuka bengkelnya di Jalan Magelang, Mlati, Sleman ini mengatakan, ada syarat yang harus terpenuhi sebelum mobil melakukan engine flush.
Baca juga: Jangan Salah, Gurah Mesin Beda dari Engine Flush
Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka menurut Hardi engine flush tidak boleh dilakukan demi menjaga komponen mesin.
“Pertama, sebelum melakukan engine flush periksa dulu volume oli, jika kurang maka perlu ditambah terlebih dulu. Jangan sampai mesin bekerja dengan cairan pelumas terlalu encer setelah dicampur dengan cairan flushing, itu bisa melukai komponen yang berputar,” ucap Hardi.
Selanjutnya, perlu memastikan oli mesin tidak berlumpur atau berkerak cukup tebal. Menurut Hardi, lumpur atau kerak yang rontok akibat cairan aditif berpeluang menghambat saluran oli.
Baca juga: Cara Melakukan Engine Flush Mesin Mobil
“Ketika mesin bekerja, tapi ada saluran oli yang pampat maka siap-siap saja komponen berputar yang tidak mendapatkan pelumasan akan rusak atau aus, tentu itu melenceng dari tujuan awal dilakukannya engine flush,” ucap Hardi.
Alih-alih melakukan engine flush, Hardi lebih menganjurkan konsumen untuk rutin mengganti oli mesin, tidak perlu menunggu kualitasnya menurun baru ganti.
Jadi, jika memang ingin melakukan engine flush perlu diperhatikan volume oli sebelumnya. Selain itu, jika kondisi oli sudah berlumpur cukup tebal atau berkerak maka cara tersebut tidak dianjurkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.