Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Pemicu Terjadinya Oil Sludge pada Mesin Mobil

Kompas.com - 29/06/2023, 13:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Buat pemilik mobil, perawatan secara berkala sangat perlu dilakukan untuk menjaga performa mesin serta menjaga usia pakai dari komponen.

Salah satu bentuk perawatan wajib adalah mengganti pelumas atau oli mesin secara berkala. Karena bila tidak, maka akan ada beberapa risiko yang bisa saja terjadi, contohnya oil sludge.

Buat yang belum paham, oil sludge merupakan gumpalan seperti lumpur oli yang terbentuk pada rongga-rongga mesin yang bila didiamkan dapat menjadi sumbatan bagi saluran oli di dalam mesin.

Akibat dari sirkulasi oli yang tersumbat tersebut, maka bisa memberikan efek fatal pada mesin yang membuat kerjanya tak optimal.

Baca juga: Waspadai Peredaran Oli Palsu, Konsumen Diimbau Tidak Asal Beli

 

Seperti mesin akan cepat panas, fungsi melindungi dari gesekan hilang sehingga dapat membuat komponen cepat jebol.

Ganti oli mesinNasmoco Ganti oli mesin

Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, yang ditakutkan ketika terjadi oil sludge adalah saluran oli tersumbat oleh kotoran tersebut.

"Bila diabaikan, oil sludge akan semakin parah, bisa saja lama-lama menutup saluran oli, dan itu bisa berakibat fatal pada komponen mesin," ujar Didi beberapa waktu lalu.

Lalu apa saja penyebab terjadinya oil sludge pada mesin mobil? menjawab hal ini, Auto2000 memberikan penjelasan yang setidaknya ada empat hal yang jadi pemicu lumpur oli, yakni ;

1. Sering berganti Merek

Kebiasaan mengganti merek oli bisa menjadi salah satu pemicu oil sludge. Pasalnya tiap pelumas sudah dibuat dengan formula yang menyesuaikan materi dan karakter mesin, termasuk dalam penggunaan zat aditif.

Baca juga: Suzuki Perpanjang Masa Garansi Baterai Litium Produk Hybrid

Ilustrasi seorang mekanik mengganti oli mobil. DOK. Shutterstock. Ilustrasi seorang mekanik mengganti oli mobil.

Dengan demikian, tiap merek oli akan memiliki kandungan zat aditif yang tidak sama dengan oli lainnya. Sludge muncul akibat kedua merek oli tersebut tidak dapat bercampur dan menyisakan endapan lumpur.

2. Beda jenis dan tipe oli mesin

Mengganti jenis oli meski dengan merek yang sama juga bisa jadi pemicu munculnya lumpur. Pasalnya oli mesin memiliki grade kualitas yang berbeda-beda, mulai dari oli mineral, semi dan full sintetik.

Ketika sering ganti jenis dan tipe oli, bisa mempengaruhi mesin mobil. Seperti performa dan proteksi mesin turun, memicu kerusakan pada seal, umur mesin yang lebih singkat, termasuk menimbulkan lumpur oli seiring meningkatnya kotoran mesin.

Baca juga: Menakar Biaya Perawatan Toyota Agya GR Sport CVT


3. Oli palsu

Oli mesin palsu dijamin tidak memiliki kualitas yang sama dengan oli mesin original. Penggunaan oli palsu secara terus menerus akan merusak mesin karena dipastikan tidak memiliki daya lindung dan daya lumas yang sesuai kebutuhan, serta yang pasti, menghasilkan endapan lumpur karena senyawa kimianya rusak dan mengendap bersama kotoran mesin.

4. Tidak ganti filter oli

Filter oli berfungsi untuk menyaring kotoran pada oli mesin yang dibawa dari ruang mesin. Ketika filter oli tidak pernah diganti, maka kotoran akan mengendap di saringan oli dan membentuk gumpalan oli.

Pergantian filter oli sesuai jadwal bisa dilakukan bersamaan ganti oli setiap 10 ribu kilometer Mobeng Indonesia Pergantian filter oli sesuai jadwal bisa dilakukan bersamaan ganti oli setiap 10 ribu kilometer

Dalam jangkat waktu yang panjang, bila diabaikan, maka gumpalan tersebut akan menutup filter oli dan membuat sirkulasi oli mesin terhambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com