JAKARTA, KOMPAS.com - Kepergian Soebronto Laras menyisakan duka mendalam bagi tokoh industri otomotif nasional. Banyak pihak mengakui besarnya peran dan warisan dari sosok yang akrab disapa pak Bronto itu.
Herman Kartawidjaja, Chief Operating Officer Indomobil Suzuki mengatakan, peran besar Pak Bronto-lah yang membuat Indomobil dan Suzuki eksis dan kokoh di peta otomotif Nasional.
“Beliau (Pak Bronto) legend, sudah legend pokoknya. Karena peran beliau, sekarang kita bisa tahu kalau Indomobil adalah Suzuki, dan Suzuki adalah Indomobil,” ucapnya kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Puluhan Tokoh Otomotif Beri Penghormatan Terakhir untuk Soebronto Laras
Dia menambahkan, ada julukan khusus yang disematkan bagi Soebronto oleh direksi-direksi Indomobil, yakni ‘Begawan Otomotif’, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya.
“Artinya itu, beliau kan tokoh yang dari awal sampai hari ini selalu berperan untuk perkembangan otomotif nasional. Kontribusinya besar sekali,” kata dia.
Ungkapan senada juga disampaikan Cecep Mulyana Head of Aftersales Division Indomobil Multi Trada. Menurutnya, Soebronto adalah sosok pemimpin yang mengajarkan dengan cara mencontohkan.
Baca juga: Suzuki Jimny 5 Pintu Sudah Terdaftar di Indonesia, Harga Rp 300 Jutaan
“Pak Bronto itu model pimpinan yang enggak sungkan bimbing bawahan, jadi enggak serta merta menyuruh, tapi nyontohin dulu,” ujarnya.
Menurutnya, sikap semacam itu sangatlah membekas di hati pegawainya dan memunculkan sebuah loyalitas kokoh.
“Kalau enggak begitu, enggak mungkin yang melayat sebanyak ini. Kami (Indomobil) melayat juga bukan karena loyalitas jabatan, tapi karena pribadi almarhum,” kata Cecep.
Baca juga: Suzuki Swift Generasi Baru Meluncur Bulan Depan
Meninggal setelah sholat Isya
Masrur, Asisten Rumah Tangga (ART) yang selalu mengurus keperluan Soebronto, menjelaskan jika almarhum tidak mengalami penyakit serius sebelum meninggal dunia.
“Belum lama ini sempat operasi, tapi setelah itu enggak sakit, paling cuma sesekali mengaku tidak enak badan saja,” ucapnya.
Dia mengatakan, beberapa jam sebelum meninggal, Soebronto memang sempat mengaku sedikit sesak napas, dan pergi ke rumah sakit Medistra untuk periksa rutin pada Rabu (20/9/2023) sore.
Baca juga: Soebronto Laras Adalah Bapak Otomotif Indonesia
“Sorenya berangkat, cuma malamnya saya dapat telfon dari mas Midi, sopirnya almarhum. Katanya sudah meninggal habis sholat,” kata dia.
Midi yang merupakan sopir pribadi Soebronto membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, Soebronto sempat menjalankan sholat Isya, namun pingsan tidak lama setelahnya.
“Pak Bronto sempat sholat Isya di RS, tapi kolaps lalu meninggal. Saya langsung menyampaikan ke orang rumah,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.