“Penamaan menggunakan nama-nama hewan juga sempat tren, karena asosiasinya diharapkan kecepatannya sama dengan hewan-hewan tersebut. Contohnya Kijang, mungkin salah satunya diharapkan memiliki kecepatan dan kekuatan seperti Kijang,” kata dia.
Nama dan pengaruh
Pengamat otomotif Bebin Djuana ikut memberikan pandangannya terkait nama-nama khas Indonesia pada mobil keluaran baru.
Menurutnya, sebuah nama bisa memberikan wibawa tertentu kepada sebuah produk. Namun untuk bisa laku, sebuah produk harus betul-betul matang dengan riset pasar dan keinginan masyarakat konsumen di Indonesia.
Baca juga: Ulik Perbedaan Wuling Air EV Lite dengan Air EV Biasa
“Namanya ‘Gajah Perkasa’ kalau produknya bukan diinginkan oleh masyarakat, yang diinginkan oleh konsumen, kok rasanya percuma saja,” ujar Bebin, kepada Kompas.com (15/8/2023).
“Jadi kematangan dari riset pasar, pendalaman dari minat konsumen, dan target market yang tepat, itu menjadi kunci utama,” ujar dia.
Bebin juga mengatakan, tren penamaan kendaraan pakai pakai unsur ke-Indonesiaan akan terus eksis, asalkan sebuah produk benar-benar matang secara riset dan memiliki keberanian untuk mendeklarasikan bahwa produknya ditujukan buat pasar Indonesia.
“Produknya betul-betul menjawab keinginan dan minat segmen market yang memang menjadi targetnya, dan ketika dinamai 'Kijang' itu mudah diingat. Dan itu penting, nama yang mudah diingat, akrab dengan segmen market tersebut yang menjadikannya pas,” kata Bebin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.