JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian RI (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menyampaikan peranan penting Asia Tenggara (ASEAN) dalam menyambut era ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Pasalnya, kawasan tersebut memiliki penduduk yang mencapai lebih dari 650 juta jiwa dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Bila seluruh negara bisa berjalan secara beriringan, ASEAN bakal jadi pemain penting di global.
"Indonesia telah menyampaikan 16 prioritas ekonomi yang akan diusung pada masa keketuaan di ASEAN 2023 dan target capaiannya untuk mendukung ASEAN sebagai epicentrum of growth,” katanya di acara China-ASEAN Forum on Emerging Industries 2023 yang dilansir keterangan resmi, Rabu (5/7/2023).
Baca juga: Keuntungan Beli Mobil Bekas Taksi, Tahun Muda Harga Terjangkau
"Sesuai yang disampaikan oleh Bapak Presiden RI Joko Widodo bahwa banyak barang-barang prodksi yang berkualitas yang telah dihasilkan anggota ASEAN. Kekuatan inilah yang ingin kita satukan," ujar Agus.
"Misalnya electric vehicle (EV), baterai EV, dan produk lainnya yang punya daya saing yang tinggi dibandingkan negara-negara yang lain. Apalagi China adalah produsen EV terbesar di dunia, jadi ini kesempatan penting,” tambah dia.
Di samping itu, dikatakan juga bila ASEAN turut memperhatikan keberlanjutan dalam upaya perekonomian dalam rangka menerapkan praktik bisnis jangka panjang yang bermanfaat bagi generasi mendatang.
Salah satu bisnis jangka panjang dimaksud ialah industri kendaraan bermotor listrik, yang kini sedang mengalami pertumbuhan pesat.
Baca juga: Ada 2 Tipe, Ini Harga Resmi Mobil Listrik MG4 EV
“ASEAN berharap dapat menjadi pemimpin global dalam ekosistem mobil listrik. Kemitraan dengan Tiongkok sebagai produsen terbesar EV yang pangsa pasarnya mencapai sepertiga dari produksi global akan dapat mewujudkan cita-cita ASEAN menjadi lebih hijau dan berkelanjutan melalui upaya regional ini,” ujar Agus.
Ia menambahkan, pihaknya meminta kepada seluruh stakeholder untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Indonesia, ASEAN, dan RRT dalam mengembangkan kemitraan yang prospektif di masa depan.
“Tujuannya adalah untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menggunakan kemampuan yang kita miliki,” terangnya.
Isu berikutnya yang dibahas adalah mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif dan partisipatif, serta meningkatkan infrastruktur digital yang berkualitas untuk menjembatani kesenjangan digital.
“ASEAN telah memiliki potensi yang sangat besar dengan estimasi nilai ekonomi digital akan mencapai 1 triliun dolar AS pada tahun 2030,” sebut Agus.
Baca juga: Pasar EV di Indonesia Bisa Tumbuh hingga 58 Persen
Menurutnya, terdapat tantangan dalam upaya pengembangan ekonomi digital, dan hal tersebut dapat diselesaikan dengan kolaborasi antara stakeholder publik dan partisipasi dari sektor privat.
Agus pun menyebutkan sektor industri ASEAN mampu menyumbang sebesar 35 persen dari Produk Domestik Regional Bruto.
Sementara itu, kontribusi sektor industri terhadap PDB nasional juga meningkat drastis sejak pandemi, yang mencapai 16,77 persen pada triwulan I tahun 2023.
"Oleh karena itu, kami berharap bahwa Forum China-ASEAN mampu menjaga momentum di tengah lingkungan global yang amat dinamis. Kolaborasi sangat diperlukan untuk membangun kerja sama ekonomi yang saling menghormati dan menguntungkan, termasuk menjamin keberlanjutan rantai nilai di kawasan,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya