Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Sederhananya Ujian SIM Motor di Taiwan

Kompas.com - 13/06/2023, 20:01 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAs.com - Video viral memperlihatkan ujian praktik SIM sepeda motor di Taiwan. Video tersebut langsung banyak dikomentari netizen dan dibanding-bandingkan dengan ujian SIM di Indonesia.

Dalam video yang diunggah akun Instagram, ndorobei.official terlihat perbedaan ujian praktik SIM motor di Indonesia dan Taiwan yang mana ujian SIM di Taiwan terlihat lebih mudah tanpa banyak hambatan.

Baca juga: Honda Shadow Phantom Meluncur, Cruiser dengan Mesin V-twin 745cc

"Beginilah Ujian Praktik SIM di Taiwan ( Ada yg susah kenapa cari yang gampang ) ????: tukang_maidomu," tulis keterangan video dikutip Kompas.com, Selasa (13/6/2023).

Di Taiwan jalur ujian dibuat seperti jalan raya sungguhan. Lengkap dengan lampu lalu-lintas dan marka jalan. Pemohon SIM tidak serta merta diuji keahlian berkendara tapi juga kepatuhan dan pemahaman rambu yang ada.

Adapun ujian praktik SIM C di Indonesia lebih rumit. Pengendara harus melewati berbagai jenis rintangan mulai jalur zig-zag, jalur angka 8, dan tes lain yang lebih mengukur pada kemampuan teknis berkendara.

Instructor Safety Riding Astra Honda Motor (AHM) Hendrik Ferianto enggan berpolemik soal perbandingan ujian SIM motor di Taiwan dan Indonesia, dia hanya berpesan sebaiknya sebelum membuat SIM pelajari dahulu soal-soal dalam ujian SIM.

Hal itu penting sebab tak sedikit pemohon SIM motor gagal saat proses pembuatan SIM sehingga harus mengulang-ulang.

"Belajar dahulu. Jangan modal nekat, saya sudah lima tahun naik motor, yang bilang bisa siapa aja," kata Hendrik yang ditemui Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Mobil Bekas yang Pernah Turun Mesin Tidak Layak Dibeli?

Yamaha Mio Z sedang dipakai untuk ujian SIM C di Kantor Dinas Sosial Jakarta Timur, (31/3/2016).Yamaha DDS Yamaha Mio Z sedang dipakai untuk ujian SIM C di Kantor Dinas Sosial Jakarta Timur, (31/3/2016).

"Caranya bagaimana, ikut datang ke SRP (safety riding park), nanti diukur. Misalkan kemampuan pengereman, kemudian ketika slalom kelincahan kurang," ujar dia.

Hendrik mengatakan, tak sedikit orang mengukur kemampuan berkendara dari waktu atau pengalaman. Padahal kemampuan berkendara alias skill perlu penghitungan spesifik.

"Banyak pengguna motor di jalanan ukurannya 'ah saya 10 tahun naik motor belum pernah tabrakan.' Saya bilang 'ya belum saja', sekalinya tabrakan ringsek nantinya. Ada juga yang bilang baru jago naik motor setelah tabrakan," kata dia.

"Padahal belajar motor beda dengan matematik. Belajar matematika kita banyak mengerjakan soal, berlatih, makin inget sama rumus makin benar. Kalau kita naik motor terus belajar dari kesalahan ya tidak bisa," kata Hendrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau