JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan otobus (PO) Sugeng Rahayu merupakan nama yang sudah tidak asing lagi bagi pecinta bus AKDP dan AKAP, terutama warga Jawa Timur.
PO yang sebelumnya pernah punya nama Sumber Kencono tersebut tidak bisa terlepas dari reputasinya sebagai raja jalanan. Hal tersebut lantaran bus tersebut kerap melaju dengan kecepatan tinggi atau ngebut.
Bahkan pada beberapa kasus kecelaakaan kerap memberitakan bus Sumber Kencono.
Di sisi lain, bus Sugeng Rahayu tetap punya tempat yang spesial di hati masyarakat sehingga tidak pernah kehilangan pasar.
Yulius Jatmiko, Sekjen BisMania Community, mengatakan, punya pengalaman yang tidak terlupakan saat naik salah satu layanan dari bus Sugeng Rahayu. Salah satunya bisa menuju lokasi tujuan dengan cepat lantaran tanpa banyak ngetem.
Baca juga: Pentingnya IKM Komponen Otomotif Sambut Era Elektrifikasi Nasional
“Tidak terlalu sering naik, terakhir naik bus itu tahun lalu sebelum harga BBM naik. Saya naik dari semarang ke Surabaya. Harga tiketnya Rp 86.000. Kenapa pilih Sugeng Rahayu? Karena tarifnya bisa dibilang tergolong murah. Dan waktunya di jalan itu cepat tidak banyak ngetem,” kata Yulius kepada Kompas.com, Minggu (11/6/2023).
Yulius juga menceritakan, menggunakan layanan bus tersebut karena ada keperluan mendesak. Dia berangkat dari Semarang pukul 21.30 WIB, lalu sampai di daerah Bungurasih itu sekitar jam 04.30 WIB.
“Jam nya lebih pasti. Misalnya dari Semarang ke Surabaya itu sudah pasti jam berapa. Sampai ke Solo jam berapa. Mereka itu sudah ada jam-jamnya dan itu pasti jam nya. Meskipun bus ekonomi, tetap nyaman, tempat duduknya tidak begitu sempit dan enak,” kata Yulius.
“Krunya itu, meski bisa di bilang mereka hidup di jalan tapi kalau sama penumpang menurut saya ramah itu sih yang menarik,” kata Yulius.
Baca juga: Segera Ganti, Ini Tanda Mobil Anda Bila Pakai Oli Palsu
Terkait dengan julukan yang sebagai bus ngebut, Yulius juga mengakui bila bus Sugeng Rahayu memang melaju dengan kencang. Namun, ada banyak bus dari PO lain yang juga kerap ngebut di jalanan namun tidak terlalu terekspos.
Hal tersebut lantaran bus milik PO asal Sidoarjo yang paling sering dilihat oleh masyarakat saat wara-wiri di jalan.
“5 menit atau 10 kali sekali ada pemberangkatan. Sehingga lebih sering terlihat di masyarakat. Apalagi sering lewat di lintasan Solo, Surabaya, Yogya, Semarang sehingga lebih sering disorot. Mungkin bus lain yang alami kecelakaan juga ada, tapi jarang terekspos karena jumlahnya tidak sebanyak Sumber Kencono,” kata Yulius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.