JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan delegasi dari US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/5/2023) sore.
Pada pertemuan itu, diungkapkan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati terdapat berbagai kerja sama yang dikonsolidasikan, terutama dalam bidang investasi dan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia.
"Pertama mengenai bagaimana Indonesia meningkatkan ekosistem dari industri electric vehicle (EV) atau mobil listrik yang memang Indonesia memiliki sumber daya mineral yang sangat besar," katanya Sri Mulyani dalam keterangan resmi, Kamis.
Baca juga: Siap-siap Bakal Ada Pameran Industri Otomotif Khusus Kendaraan Listrik
"Kedua, bagaimana Indonesia bisa juga mendapatkan fasilitas untuk masuk di dalam pasar EV Amerika Serikat dan bagaimana kita bisa tingkatkan peranan dan kemampuan untuk menarik investasi," kata Sri Mulyani.
Artinya, langkah-langkah percepatan elektrifikasi kendaraan bermotor di Tanah Air sangat serius dilakukan sehingga ke depan Indonesia bisa menjadi pemain global dalam industri ini.
Upaya percepatan dimaksud, sudah dimulai sejak 2019 melalui terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) 55/2019 terkait percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai alat transportasi, berserta turunannya.
Adapun langkah terbaru, hadirnya bantuan pemerintah atau subsidi untuk para pembeli KBLBB tertentu yang tingkat kandungan dalam negerinya melebihi 40 persen.
Baca juga: Marquez Akhirnya Tahu Arti Bucin, Ucapkan Terima Kasih buat Indonesia
"Kemudian, Bapak Presiden menyampaikan bahwa Indonesia akan terus selalu melakukan transformasi ekonomi baik di bidang hilirisasi dan memperkuat ekosistem industri listrik (EV) dan juga dari sisi sustainable energy termasuk energy transition, dan juga untuk terus mendukung pembangunan IKN," ujar Sri Mulyani lagi.
Selain itu, Menkeu mengatakan Presiden dan sejumlah perusahaan di bidang industri energi membahas mengenai isu perubahan iklim dan pentingnya teknologi carbon capture.
Pemerintah Indonesia pun akan mematuhi komitmen dalam menghadapi perubahan iklim.
"Sekarang concern mengenai climate change di mana teknologi carbon capture menjadi penting. Pemerintah akan terus mendukung kebijakan-kebijakan untuk kemandirian dan ketahanan energi di Indonesia dan sekaligus juga comply atau patuh terhadap komitmen climate change di Indonesia," ujar dia.
Baca juga: Tilang Manual Kembali Berlaku, Ini Jenis Pelanggaran yang Disasar Polisi
View this post on Instagram
Terkait dengan ekonomi digital, dikatakan bahwa pemerintah Indonesia akan terus meningkatkan komunikasi mengenai pola perdagangan, mulai dari sisi pelayanan hingga sisi keamanan.
Jokowi juga sempat menekankan bahwa Indonesia sebagai negara di dalam pusat pergolakan geopolitik perlu untuk melakukan kolaborasi dan kerja sama global dengan semua pihak.
"Ini sesuai dengan tujuan kita untuk terus meningkatkan ekonomi kita, kemandirian ekonomi kita, dan pada saat yang sama kerja sama di antara berbagai negara di dunia," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya