JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kecelakaan bus yang masuk sungai di Guci sudah diinvestigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Salah satu temuan di lapangan, rem tangan bekerja dengan aktif tapi bus masih meluncur ke sungai.
Lalu kenapa bisa rem tangan yang harusnya menahan laju bus bisa membuat roda tetap berputar saat kejadian?
Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan menjelaskan, kemampuan rem tangan pada bus terbatas.
Mekanisme dari rem tangan adalah menggunakan per, di mana ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan ambang batasnya di jalan dengan kemiringan 18 persen dan muatan sesuai daya angkut.
Baca juga: Karoseri Laksana Luncurkan Bus Baru Milik PO Rajawali
"Jika hal itu (kemiringan jalan dan daya angkut) maka berisiko rem tangan tidak mampu menahan tromol untuk berputar," ucap Wildan kepada Kompas.com, Rabu (10/5/2023).
Berdasarkan temuan di lapangan, kemiringannya di atas standar maksimal dari kekuatan rem tangan, ada di 23 persen samapai 28 persen. Barang-barang juga sudah diangkut, ditambah ada 35 orang di kabin yang memberi gaya dorong ke bawah makin besar.
"Ketika tromol mulai berputar, rem tangan tetap bekerja tapi fungsinya adalah melambatkan roda. Sehingga kita melihat di video saat bus meluncur kecepatannya rendah," kata Wildan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Kondisi AC Mobil Harus Off Sebelum Mematikan Mesin?
Wildan menjelaskan, kalau rem tangan tidak bekerja, maka kecepatan bus yang meluncur jauh lebih tinggi daripada di video. Jadi bisa dibilang kekuatan rem tangan sudah terlampaui dari sisi kemiringan dan bobot.
"Tidak ada jejak skid mark (roda terseret), hanya ada jejak roda menggelinding dan di video memperlihatkan roda yang berputar," ucap Wildan.
Kemudian, saat bus sudah dievakuasi, roda memang jadi terkunci karena sistem rem tangan bekerja dengan baik. Selain itu kondisinya sedang tidak membawa beban dan kemiringan jalannya di bawah standar.
Selain kemiringan lahan parkir yang di atas 18 persen, kondisi permukaan tanahnya juga gembur. Tentu sekalipun bus diberi ganjalan, tetap tidak bisa menahan gaya dorong ke bawah akibat bobot bus yang berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.