Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMI Bicara Soal Legalitas Kendaraan Kustom dan Konversi Listrik

Kompas.com - 11/05/2023, 08:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengusulkan agar kebijakan legalisasi kendaraan kustom dan konversi listrik tak lagi berdasarkan nomor mesin.

Namun, pencatatannya harus berdasarkan nomor sasis. Sebab biasanya, kendaraan tersebut tidak lagi memiliki mesin orisinal bahkan hilang sama sekali karena diganti baterai (konversi motor BBM ke listrik).

"Kendaraan custom, mesinnya itu kebanyakan tidak berdasarkan pabrikan awalnya. Karena pabriknya sudah tutup maupun kesulitan mendapatkan dari berbagai sumber lainnya," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (10/5/2023).

Baca juga: Hasil Investigasi KNKT Soal Kecelakaan Bus di Guci, Rem Parkir Dinyatakan Aktif

Paket konversi motor listrik untuk Vespa 2-tak dari Retrospective ScootersDok. Rideapart.com Paket konversi motor listrik untuk Vespa 2-tak dari Retrospective Scooters

"Lagipula, hampir seluruh negara maju dunia itu tidak lagi memakai nomor mesin sebagai legalitas kendaraan, melainkan memakai nomor sasis," ujar Bamsoet.

Menurut dia, solusi menggunakan nomor sasis juga sangat tepat sebagai jalan keluar untuk legalitas kendaraan konversi dari berbahan bakar fosil ke listrik yang saat ini sedang digencarkan.

Mengingat, walau sudah memiliki dasar hukum berupa Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 65 Tahun 2020 dan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 15 Tahun 2022, tapi legalitas kendaraan konversi masih terbentur ketentuan adanya nomor mesin di STNK dan BPKB. Padahal kendaraan listrik tidak memiliki mesin.

Penyelesaian peraturan dan prosedur legalitas kendaraan kustom dan konversi, kata Bamsoet lagi, sangat penting. Sehingga para modifikator dan builder bisa memiliki acuan yang jelas dalam memodifikasi dan mengkonversi kendaraan agar bisa legal digunakan di jalan raya.

Baca juga: Fakta Rem Tangan Bus, Pengoperasiannya Cukup Rumit

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bambang Soesatyo (@bambang.soesatyo)

"Industri kendaraan custom dan konversi bisa dijadikan sebagai salah satu sektor penyelamat perekonomian dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19," ucapnya.

Sekaligus memajukan UMKM dan ekonomi kreatif. Mengingat sektor UMKM adalah penyumbang terbesar berbagai kebutuhan pelaku usaha kendaraan custom dan konversi, dari mulai helm, knalpot, spion, jaket, hingga sepatu, dan berbagai kebutuhan lainnya," kata dia lagi.

Hal inilah yang menjadi salah satu dasar dari IMI untuk membuat suatu Museum Otomotif Indonesia (MOI) dengan mengedepankan konsep sport, education, dan entertainment automotive tourism.

"Berbagai kegiatan menarik akan disiapkan untuk memanjakan para turis, dari mulai kegiatan harian maupun kegiatan akhir pekan," kata Bamsoet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau