Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Dorong Indonesia Harus Cepat Adaptasi Era Elektrifikasi

Kompas.com - 06/05/2023, 07:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko menyatakan bahwa saat ini era kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) tengah booming di dunia. Berbagai produsen pun tampak berlomba-lomba untuk bisa mengadopsinya.

Dengan potensi yang ada, Indonesia harus segera berakselerasi supaya tidak menjadi penonton saja. Dalam hal ini, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dengan pihak swasta.

"Mobil listrik di dunia mengahdapi persaingan luar biasa. Masing-masing negara, khususnya China sudah mengembangkan mobil listrik lebih advance, luar biasa. Kita khawatir kalau tidak berkerja keras, kita akan jauh tertinggal," katanya di Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Baca juga: Digelar 17-21 Mei 2023, PEVS Incar Transaksi Rp 285 Miliar

Pengunjung mendapat kesempatan mencoba sepeda motor listrik di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Kamis (28/7/2022). Motor dan sepeda listrik yang bisa dicoba antara lain Gesits GI, Rakata NX8 dan NX3, Rakata OYIKA 59, U Win, serta Fly DF-5.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Pengunjung mendapat kesempatan mencoba sepeda motor listrik di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Kamis (28/7/2022). Motor dan sepeda listrik yang bisa dicoba antara lain Gesits GI, Rakata NX8 dan NX3, Rakata OYIKA 59, U Win, serta Fly DF-5.

"Ujung-ujungnya, kita hanya jadi pasar. Ini yang dikhawatirkan jadi kita harus berkerja sama mengikuti tren dunia yang tergila-gila untuk mengembangkan kendaraan listrik," ucap Moeldoko.

Moeldoko yang juga menjabat Ketua Umum Periklindo melanjutkan, pemerintah sudah menerbitkan beragam regulasi untuk memajukan serta mempercepat adopsi kendaraan listrik sebagai transportasi melalui Perpres 55/2019 serta turunannya.

"PLN pun sudah menyampaikan tentang kesiapan mereka mendukung sarana dan prasarana mendukung kendaraan listrik. Tapi untuk menyiapkan ekosistem, butuh peranan swasta supaya industrinya menggeliat," kata dia.

Apabila saling menunggu, maka percepatan era kendaraan listrik hanya akan jalan ditempat. Alhasil, kekhawatiran atas Indonesia yang menjadi penonton dan pasar dalam era elektrifikasi bisa benar-benar terjadi.

Baca juga: Video Mobil Jokowi Terjebak di Jalan Rusak di Lampung, Ini Faktanya

Selepas kapal pengangkut kendaraan bersandar di pelabuhan, 50 unit Air ev secara berkelompok diturunkan dan diantarkan ke Wuling Labuan Bajo Pool. Seluruh unit yang didatangkan ke Labuan Bajo ini merupakan Air ev varian Long Range dengan kelir bodi Pristine White. Mobil listrik Wuling ini mampu menempuh jarak hingga 300 km dalam satu kali pengisian baterai penuh sehingga sesuai untuk memenuhi kebutuhan mobilitas para delegasi nantinyaWuling Selepas kapal pengangkut kendaraan bersandar di pelabuhan, 50 unit Air ev secara berkelompok diturunkan dan diantarkan ke Wuling Labuan Bajo Pool. Seluruh unit yang didatangkan ke Labuan Bajo ini merupakan Air ev varian Long Range dengan kelir bodi Pristine White. Mobil listrik Wuling ini mampu menempuh jarak hingga 300 km dalam satu kali pengisian baterai penuh sehingga sesuai untuk memenuhi kebutuhan mobilitas para delegasi nantinya

"Kalau ekosistemnya lambat, maka balik lagi hukum antara ayam dan telur. Tapi sekarang semua elemen menyambut baik. Pemerintah melalui badan usaha pun menyiapkan dengan cepat maka diharapkan semuanya bergerak, tidak sepotong-sepotong," ucap Moeldoko.

Sebagai upaya merangsang percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) kembali menggelar Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) yang digelar pada 17-21 Mei 2023.

Moeldoko menjelaskan bahwa salah satu tujuan PEVS 2023 ialah untuk memberikan edukasi kepada mayarakat tentang kendaraan listrik melalui seminar, talkshow, sampai kegiatan-kegiatan yang bersifat pembelajaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau