JAKARTA, KOMPAS.ccom – Tren elektrifikasi rupanya belum memancing minat masyarakat untuk membeli motor listrik. Masih ada sejumlah tantangan yang harus diatasi untuk meningkatkan penetrasi motor listrik.
Staf Ahli Utama Menteri Perhubungan Bidang Transportasi Darat dan Konektivitas, Budi Setiyadi, yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aismoli), membeberkan sejumlah alasannya.
"Saya lihat persoalan utamanya adalah kepercayaan masyarakat ya, karena masyarakat masih (bertanya-tanya), ini motor listrik bisa lanjut atau enggak, kayak dulu era motor China," ujar Budi di JIExpo, Kemayoran, Jakarta (23/2/2023).
Baca juga: Sudah Ada 282 Motor Listrik yang Lolos Uji Tipe
Namun demikian, pemerintah tidak tinggal diam dan bakal terus berupaya meningkatkan minat masyarakat dalam membeli motor listrik. Apalagi harga motor-motor listrik tipe tertentu masih cukup mahal.
Subsidi yang bakal digencarkan pun turut menjadi keseriusan pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik.
Selain Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres RI) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, sebagai bentuk keseriusannya di ranah elektrifikasi.
Baca juga: Bukti Kejeniusan Marquez, Hafal Sirkuit Hanya dari Suara Laju Motor
Dan Instruksi Presiden Republik Indonesia (InPres RI) No. 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Baterai Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Hampir semua sudah pakai ya, tapi memang yang pertama yang pusat dan itu sudah mulai. Kami pun sudah mulai menggunakan kendaraan dinas sejak 2020," ucap Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.