JAKARTA, KOMPAS.com - Esemka menjadi salah satu peserta Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023. Berlokasi di Hall A, sebelah Suzuki, Esemka bawa lima produk jagoannya, Bima EV dan Bima 1.3 pikap.
Hadirnya Esemka di IIMS juga menjadi ajang pamer mobil listrik baru dari pabrikan yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah. Bima EV, produknya yang sudah full elektrik terdiri dari dua model, blind van dan mini bus.
Secara harga, mobil niaga ini dibanderol mulai Rp 530 juta sampai Rp 540 juta. Tapi kalau diperhatikan, mobil ini ternyata mirip dengan SWM LX30 EV buatan Shineray, sampai ke spesifikasinya serupa.
Baca juga: AHY Harap Esemka Tak Jadi Komoditas Politik
"Bukan Changan, ini Shineray. Ini masih bentuk CBU dari Tiongkok, yang nantinya kami akan CKD," kata Presiden Direktur Esemka Eddy Wirajaya di JIExpo belum lama ini.
Lalu, bagaimana tanggapan para pengunjung terhadap mobil barunya Esemka?
Rustandi, salah satu pengunjung IIMS 2023 memiliki rasa penasaran tinggi terhadap produk Esemka Bima EV. Dia mengatakan kalau Bima EV bisa saja diandalkan jadi kendaraan niaga, terutama untuk travel.
"Ini kita baru pertama kali lihat Esemka, apalagi yang elektrik. Ada minat juga buat usaha, kebetulan ada (usaha) travel, intip-intip dulu lah," kata Rustandi kepada Kompas.com, Minggu (19/2/2023).
Baca juga: Viral Video Honda Brio Kabur Usai Isi BBM di SPBU hingga Tabrak Pengendara Motor
Soal jarak tempuh yang diklaim bisa 300 Km, Rustandi memikirkan Bima EV bisa buat travel jarak dekat. Selain itu, muatan dari Bima EV mini bus dirasa lebih banyak dari Gran Max, bahkan hampir sama dengan Hiace.
"Ada kemajuan sih, dibanding yang awal-awal," kata Rustandi soal Bima EV yang dipamerkan.
Lalu, ada juga Edi asal Jakarta Barat yang turut berkomentar soal Bima EV. Menurutnya, secara model, Bima EV masih kurang menarik, ditambah harga jualnya yang tidak murah.
"Saya dengar-dengar juga China punya kan. Kurang menarik, kalau harga (Rp 300 juta) itu mungkin bisa, komponen dalam negerinya cuma enggak banyak," kata Edi.
Menurutnya untuk yang Bima EV, rasanya sulit bertahan untuk dijual. Berbeda kasusnya dengan Bima konvensional yang masih pakai mesin 1.300cc dan tipe pikap.
"Sekarang untuk mikrolet listrik rencananya ada, mau disuplai BYD. Kecuali mereka di-cut untuk pakai yang ini (Esemka)," kata Edi.
Selanjutnya ada Farhan yang mengutarakan rasa kecewanya dengan produk Esemka, terutama Bima EV. Menurutnya, produk tersebut bisa lebih baik kalau benar dibuat sendiri, bukan impor dari China.
"Sebenarnya enggak apa-apa kalau re-badge, itu memang (wajar), toh kaya Proton dulu juga (re-badge) Mitsubishi, sama aja kan. Cuma yang jadi masalahnya ini ngaku-ngaku buatan Indonesia, padahal masih impor," kata Farhan.
Farhan sebenarnya kecewa, mengira produk yang dibawa Esemka ke IIMS adalah untuk mobil penumpang, bukan niaga. Model seperti SUV bensin atau hatchback EV ditunggu sebenarnya oleh pengunjung.
"Kirain yang bakal datang ini Garuda, yang SUV, bensin 2.000cc. Saya kira yang EV-nya yang kaya hatchback, saya kira gitu, bukan buat niaga," kata Farhan.
Farhan kaget mengenai harga Bima EV yang lebih dari Rp 500 juta. Menurutnya Bima EV bisa dibanderol sekitar Rp 300 juta sampai Rp 400 juta, kalau Rp 500 juta agak terlalu tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.