JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan popularitas kendaraan bermotor listrik di Indonesia terus bergerak positif. Dikatakan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat Bambang Soesatyo, ini seiring dengan banyaknya produk yang mulai masuk ke pasar dan harga jualnya semakin terjangkau.
Tahun lalu misalnya, melansir data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), segmen ini mampu naik lima kali lipat dibanding periode Januari-Desember di tahun sebelumnya menjadi 20.396 unit (market share 1,9 persen).
Baca juga: Alasan Jokowi Dinobatkan Sebagai Bapak Otomotif Indonesia
"Saya lihat industri motor dan mobil listrik mulai tumbuh. Faktor utamanya, harga yang semakin terjangkau," ucap Bamsoet di sela-sela IMI Awards yang dihelat di Jakarta, Sabtu (18/2/2023).
Dirinya berharap, dengan hadirnya insentif kendaraan bermotor listrik, dapat turut mendorong pertumbuhan penggunaan kendaraan ramah lingkungan ini.
Sebagai contoh, pertama sewaktu itu hadirnya Tesla di Indonesia, karena harga tinggi peminat hanya berada di kalangan atas. Kemudian muncul Hyundai (Ioniq 5) dengan harga rata-rata di kelas menengah.
"Sekarang ada Wuling (Air EV) yang dijual Rp 200 sampai Rp 300 juta, peminat yang di kelas menengah ke bawah bisa memilikinya. Peminat langsung banyak, waiting list-nya itu sampai ribuan unit," kata Bamsoet.
Baca juga: Hampir Rampung, IMI Kejar Indonesia Jadi Tuan Rumah Formula 1 di 2024
"Meski pergerakannya masih lambat, karena target 8 persen (market share) belum bisa tercapai tapi cukup positif. Kita mendorong ke depan, industri otomotif nasional segera membangun kendaraan berbasis listrik ini," tambah dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada dua skema untuk insentif kendaraan listrik yang sedang difinalisasi oleh pemerintah RI.
Insentif yang diberikan untuk peralihan atau pembelian kendaraan listrik sebesar Rp 7 juta per unit. Kemudian untuk mobil akan diberikan insentif pengurangan pajak pembelian kurang dari 11 persen.
Baca juga: Pesan Motor Listrik Yadea di IIMS 2023, Kapan Sampai di Rumah?
"Itu diberikan nanti apa, itu angkanya sudah ada, nanti diumumkan resmi kira-kira Rp 7 juta nanti tepatnya akan diberitahu. Nah mobil akan diberikan insentifnya mungkin dari pajaknya yang mungkin 11 persen mungkin akan dikurangi beberapa persen," beber Luhut.
Mengenai insentif kendaraan listrik tersebut, lanjut Luhut, pemerintah menjadikan Thailand sebagai tolok ukurnya. Namun sampai saat ini, keputusan skema insentif itu belum putus karena ada beberapa hal yang patut diperhatikan kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.