JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, banyak pabrikan yang memasarkan sporty utility vehicle (SUV), baik lima penumpang maupun tujuh penumpang. Menurut Citroen, masa tersebut akan segera berakhir.
CEO Citroen Vincent Cobee, mengatakan, SUV dengan bodi yang bongsor atau bentuk mengotak akan segera tergantikan. Pertimbangannya adalah faktor aerodinamika.
"Transisi ke kendaraan elektrik akan meningkatkan pentingnya aerodinamika secara masif," ujar Cobee, dikutip dari Autocar.co.uk, Rabu (8/2/2023).
Baca juga: Citroen Indonesia Targetkan Buka 16 Diler sampai Tahun 2024
Cobee menambahkan, dengan mesin konvensional, banyak orang tidak mempedulikan faktor aerodinamika. Sebab, jika bensin habis, orang akan dengan mudah mengisinya lagi.
Berbeda dengan kendaraan listrik yang sangat memikirkan aerodinamika. Sehingga, baterai bisa lebih awet dan jarak tempuhnya bisa lebih jauh.
"Dalam dunia yang sepenuhnya elektrik, Anda kehilangan otonom karena aerodinamika. Jadi, hubungannya jauh lebih kuat. Jadi, apapun yang tinggi atau mengotak akan segera langsung terkena penalti di dunia kendaraan listrik berbasis baterai," kata Cobee.
Menurut Cobee, nantinya juga akan ada regulasi yang mengatur insentif kendaraan listrik berdasarkan bobot kendaraan dan ukuran baterainya.
Baca juga: Impresi Awal Jajal Citroen C3, Penantang Rocky dan Raize Asal Perancis
"Sekarang di Perancis, jika Anda membeli mobil listrik dan beratnya lebih dari 2,4 ton, maka Anda tidak akan mendapatkan insentif," ujarnya.
"Jadi, jika Anda mulai bicara soal 2 ton lebih ringan dan baterai kurang dari 60 kWh atau 70 kWh, maka SUV akan sangat menderita," kata Cobee.
Untuk itu, Cobee yakin para produsen otomotif akan mulai melirik desain mobil yang dimensinya lebih rendah dan menawarkan bentuk yang efisien. Menurutnya, percuma juga mengurangi bobot jika tidak aerodinamis.
"Jika saya mengurangi bobot hingga 50 kg, dampaknya hampir nol. Tapi, jika saya membuatnya lebih aerodinamis, dampaknya pada jarak tempuh bisa sangat besar," kata Cobee.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.