Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Instruktur Safety Riding Ungkap Kelemahan Ujian Teori SIM

Kompas.com - 07/02/2023, 11:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Surat Izin Mengemudi (SIM) bisa didapatkan oleh seseorang setelah melalui berbagai ujian. Mulai dari administrasi, kesehatan, ujian teori, ujian simulasi dan ujian praktek.

Instruktur keselamatan berkendara Astra Honda Motor (AHM), Hendrik Ferianto, mengatakan, ujian SIM yang dilakukan oleh polisi selama ini hanya menekankan pada kemampuan dan pengetahuan berkendara saja.

Baca juga: Sudah 4,3 Juta Unit Kendaraan Mendaftar Beli Solar Subsidi

Demi membantu pemohon SIM menjalani ujian praktik dengan baik, Satlantas Polres Gresik membuka layanan coaching clinic.KOMPAS.com / Hamzah Demi membantu pemohon SIM menjalani ujian praktik dengan baik, Satlantas Polres Gresik membuka layanan coaching clinic.

Ujian tertulis SIM misalnya, kata Hendrik, hanya mengacu pada pengetahuan pemohon SIM. Kemudian kata Hendrik, materi uji tidak bisa diakses oleh publik untuk belajar mengenai marka dan rambu.

"Terkait peraturan tertulis (teori) di ujian SIM publik itu tidak bisa mengakses. Misalnya kita disuruh kerjain soal, tapi yang tahu benar salah kan hanya polisi, kita tidak tahu. Nah, kalau pertanyaan itu bisa diakses kita bisa belajar," kata Hendrik di Phuket, Thailand, akhir pekan lalu.

Tes psikologi yang dianggap bisa membaca karakter seseorang, Hendrik menganggap hal tersebut juga kurang detail. Sebab psikologi cuma diukur dari karakter bukan kebiasaan saat berkendara (safety behavior). Padahal salah satu yang penting dalam keselamatan berkendara adalah etika lalu lintas.

Baca juga: Ganti Ban Motor di Planet Ban, Jangan Ragu Buat Minta Lagi Ban Bekasnya

Kartu RFID yang digunakan untuk pengujian SIM MotorDok. Satpas SIM Daan Mogot Kartu RFID yang digunakan untuk pengujian SIM Motor

"Kita diberitahu saat lewat depan orang bilang permisi. Di sekolah tidak diajari tapi yang membentuk itu orang tua, keluarga, lingkungan," ujar Hendrik.

"Sama ketika kita dites psikologi yang diukur kematangan psikologi kita bukan cara kita berperilaku. Misal mas ini orangnya ambisius, daya ingatnya tinggi (bisa diukur) tapi soal permisi (etika) di jalan tidak ada," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke