JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan taksi menjadi salah satu transportasi darat jarak dekat yang masih digunakan oleh banyak orang.
Nama taksi sendiri berasal dari kata taximeter yang merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau waktu yang ditempuh saat berkendara.
Taksi beroperasi menggunakan argometer yang akan menentukan tarif yang harus dibayar oleh penumpang.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan taksi banyak bermunculan sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang meningkat.
Taksi sendiri dikenal sebagai layanan transportasi darat kelas mewah lantaran menggunakan mobil jenis sedan. Bahkan regulasi jika perusahaan taksi diwajibkan menggunakan sedan sebagai armada operasional. Namun, kini armada taksi mulai bergeser menggunakan mobil jenis mobil LMPV.
"Mungkin itu peraturan lama (dulu sekali) sekarang dunia sudah berubah, ukuran yang besar juga dinilai kurang visible dari sisi investasi dan biaya operasional," kata Pengamat Otomotif Bebin Djuana kepada Kompas.com, Jumat (27/1/2023).
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinaungan. Menurut dia, saat ini perusahaan taksi lebih detail dalam memilih unit armada karena memikirkan beberapa faktor bisnis.
"Intinya lebih karena nilai investasi dan tarif. Logika mudahnya, saat ini harga sedan sudah sangat tinggi, mungkin bisa di atas Rp 250 juta, tapi saat dijadikan sebagai armada taksi, tarifnya kan tidak berbeda," ucap Shafruhan, Jumat (11/10/2019).
Baca juga: Toyota Indonesia Bicara Konsep Ideal Penggunaan Kendaraan Listrik
Namun, kini tidak sedikit pula nama taksi di Tanah Air yang sudah jadi sejarah alias gulung tikar. Berikut Kompas.com rangkum beberapa taksi yang pernah berjaya di Indonesia :
1. Taksi Putra
Taksi ini beroperasi di bawah naungan PT. Citra Transpor Nusantara. Taksi Putra pernah berjaya di tahun 2000-an dan memiliki ribuan sedan operasional. Layanan dari Taksi Putra dikenal memiliki tarif bawah lantaran menawarkan harga ekonomis bagi para penumpang.
Armada dari Taksi Putra identik dengan mobil operasional Proton, merek asal Malaysia. Ada dua model yang sempat digunakan kala itu, yakni Proton Waja dan Gen 2 Persona. Keduanya tentu saja sedan.
Adapun armada yang berlokasi di Jakarta, selebihnya tersebar di beberapa daerah, seperti Bekasi, Bandung, Banten, hingga Makassar. Pengamat transportasi sekaligus Ketua Institusi Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan jika di Taksi Putra tidak lagi beropersi sekitar 2017.
"Sekitar tahun 2005 di mana kredit motor bisa murah banyak orang yang beralih menggunakan kendaraan motor pribadi tidak lagi taksi. Kemudian, di 2015 muncul tren taksi online yang harganya bisa lebih murah dan menjadi pesaing baru bisnis taksi di Jakarta. Banyak yang tidak bertahan dan menyerah, salah satunya Taksi Putra yang menyerah di 2017 setelah unitnya dijual satu persatu oleh perusahaan," kata Darmaningtyas kepada Kompas.com, Kamis (26/1/2023).
Baca juga: Melihat Konsep Taksi Terbang Hyundai
2. President Taxi
Taksi berwarna kuning cerah bernama President Taxi pernah populer di Indonesia pada 1970- 1980. Kala itu President Taxi menggunakan armada Toyota Corolla E20.
Namun banyak keluhan dari penumpang akan argo yang tidak sesuai, pelayanan yang kurang baik dan mobil yang tidak terawat sehingga taksi ini meredup dan tidak lagi beroperasi.
"President Taxi ini lahirnya di era yang sama seperti Blue Bird yaitu sekitar tahun 1970an. Namun, pelayanan dari taksi ini dikenal buruk, bahkan punya julukan argo kuda. Jadi tarif dari pelayanan taksi ini kerap loncat-loncat dan penumpang harus bayar dengan nominal yang mahal," kata Darmaningtyas.
Alasan banyaknya komentar buruk akan pelayanan dari taksi ini, di awal tahun 2000 President Taxi kemudian berganti nama menjadi Prestasi.
"Warna dari armada Prestasi berganti menjadi warna biru seperti taksi Blue Bird tidak lagi kuning. Hanya saja pelayanannya tidak berubah sehingga masyarakat masih tetap tidak melirik. Akhirnya jumlahnya armadanya makin berkurang dan tidak lagi beroprasi secara total di 2017 an," kata Darmaningtyas.
Baca juga: Berawal dari Taksi Online, Pria Ini Bikin Toyota Calya Jadi Elegan
3. Taxiku
Layanan taksi yang berada di bawah naungan Hiba Group ini diresmikan sejak Oktober 2002. Taxiku identik dengan bodi berkelir kuning terang yang meramaikan lalu lintas Jabodetabek. Berbagai pelayanan spesial untuk menarik minat penumpang turut Taxiku berikan, salah satunya gratis biaya tol untuk menuju bandara.
Taxiku menggunakan beberapa sedan andalan, salah satu yang unik adalah Kia Rio SF sedan dan Chevrolet Lova. Kedua sedan merek Korea dan Amerika Serikat ini cukup menghiasi potret taksi di Ibu Kota yang didominasi oleh sedan Toyota, mulai Soluna sampai Vios.
Hanya saja, dikutip dari kompas.com, Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan, menyatakan, tidak hanya bangkrut, segelintir perusahaan transportasi yang masih tersisa terpaksa mengurangi jumlah armada secara signifikan.
Ia mencontohkan Taxiku yang terpaksa hanya mengoperasikan 100 unit kendaraan dari sebelumnya 2.500 unit.
"Di tahun 2015 sepertinya masih ada beberapa unit armada yang terlihat di Jakarta, selang dua tahun kemudian sama sekali tidak lagi beroperasi," ucap Darmaningtyas.
Baca juga: Toyota Yakin Ekspor Mobil Buatan Indonesia Bisa Kalahkah Thailand
4. Sri Medali
Salah satu layanan taksi yang pernah berjaya di era awal 2000an adalah Sri Medali. Taksi Sri Medali merupakan salah satu layanan taksi yang dikelola oleh PT Centris Multipersada Pratama yang kini bernama PT AirAsia Indonesia Tbk.
Lantaran berbasis di Jl. Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sri Medali pernah menjadi taksi yang paling populer di bandara Halim Perdanakusuma. Namun, Sri Medali secara perlahan mulai menjual aset kendaraan.
"Sama seperti taksi lainnya, di tahun 2017 Sri Medali benar-benar berhenti beroperasi lantaran kalah saing dengan taksi online," ucap Darmaningtyas.
Baca juga: Toyota Pamerkan Taksi Masa Depan, Bertabur Teknologi Canggih
5. Taksi Express
Pernah berjaya menguasai lalu lintas Jakarta, taksi berkelir putih ini akhirnya menyerah karena hantaman pandemi Covid-19.
Darmaningtyas mengatakan jika kemunculan taksi online sempat menjadi guncangan dari bisnis taksi Express, bahkan jumlah armada terus berkurang memasuki tahun 2016.
"Akhirnya sekitar tahun 2019 banyak mengurangi karyawan dan di 2020 benar-benar tidak beroperasi lagi karena Covid-19," kata Darmaningtyas.
6. Gamya
Meski tidak sepenuhnya tutup, armada taksi yang dulu punya ciri khas berkelir hijau ini pernah meramaikan lalu lintas Jakarta. Namun kini kehadiran taksi Gamya langka atau sulit ditemui di jalan.
Bahkan banyak yang tidak menyadari jika taksi ini kini tidak lagi berwana hijau namun menjadi silver dengan unit Toyota Avanza.
Dulu taksi Gamya identik menggunakan armada dari Nissan,seperti Nissan Sunny B13, Sunny GL Neo, Tiida hingga Nissan Almera.
Meski pernah satu grup dengan Blue Bird, Gamya manawarkan tarif bawah. Tidak hanya itu, beberapa armada taksi ini juga dilengkapi dengan fitur alat pendeteksi uang palsu. Gamya juga memberikan pelayanan untuk rute menuju dan dari bandara.
"Gamya yang masih terlihat di jalan, namun jumlah armadanya tidak sebanyak dulu. ” kata Darmaningtyas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.