JAKARTA, KOMPAS.com- Pengemudi truk zaman sekarang bisa dibilang alami perubahan nasib. Bukan menjadi lebih baik, malah terjadi penurunan taraf kehidupan.
Menurut Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, mengatakan, pengemudi truk zaman sekarang menanggung beban sistem logistik yang salah.
"Tanggung jawab pemilik barang dibebankan ke pengemudi, kalau kecelakaan jadi tersangka, belum lagi suburnya pungli di sepanjang aliran logistik," ucap Djoko dalam siaran resmi, Rabu (21/12/2022).
Selain itu, selain perawatan rutin, pengguna mobil transmisi matik juga perlu belajar soal pengoperasiannya yang baik dan benar. Karena bila menerapkan cara yang asal dan menjadi kebiasaan, maka berpeluang mempercepat keausan komponen-komponen transmisi.
Salah satu contoh kebiasaan buruk yang sampai saat ini banyak ditemui adalah berhenti dalam waktu yang lama dengan posisi tuas transmisi di D (drive), seperti di lampu merah.
Hermas E Prabowo, Pemilik Bengkel Worner Matic mengatakan, hampir sama seperti mobil manual, komponen utama transmisi juga rawan rusak.
Baca juga: Nasib Sopir Angkutan Barang di Indonesia Miris
Berikut 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Kamis, 22 Desember 2022 :
1. Duka Pengemudi Truk di Indonesia, Nasib Makin Buruk
Selain itu, zaman sekarang para pengemudi truk kerap jalan tanpa didampingi kernet.
"Upah sekarang sudah terlalu minim, perolehan bagi hasil antara pengemudi dengan pengusaha truk anjlok. Pengemudi truk jarang ada yang mau membawa kernet agar masih ada sisa uang yang bisa dibawa pulang untuk keluarganya," ucap Djoko.
Memang zaman dulu, pengemudi truk terkenal punya banyak wanita simpanan di di berbagai daerah. Tapi julukan itu sekarang sudah tidak berlaku. Bahkan untuk bisa menghemat, beberapa pengemudi membawa istri, untuk membantu aktivitas harian, mulai tukang masak, cuci, pijit, sampai menghitung bongkar-muat barang.
Baca juga: Duka Pengemudi Truk di Indonesia, Nasib Makin Buruk
2. Ini Salah Satu Kebiasan Buruk yang Bikin Mobil Matik Berusia Pendek
"Yang parah itu bawa mobil matik tapi rasa manual. Biasa main setengah kopling ini juga, transmisi ditahan posisi D untuk berhenti. Lama-lama kampas kopling matik bisa gosong atau slip, mahal kalau ganti," ucap Hermas kepada Kompas.com, Kamis (22/12/2022).
Berhenti dalam posisi tuas tertahan di D menyebabkan transmisi matik jadi cepat panas, kualitas oli juga menurun. Risikonya akan mengalami kerusakan serius.
Seperti diketahui, oli matik punya fungsi yang sangat penting untuk melindungi dari keausan dan membuat perpindahan gigi transmisi tetap normal.
Baca juga: Ini Salah Satu Kebiasan Buruk yang Bikin Mobil Matik Berusia Pendek