JAKARTA, KOMPAS.com - Profesi sebagai pengemudi truk saat ini bisa dibilang terus berkurang jumlahnya. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat seseorang untuk menjadi pengemudi.
Padahal tugas pengemudi truk sangat penting, mulai dari mengantar barang-barang pokok sampai konstruksi. Jika generasi pengemudi truk tidak berlanjut, bisa saja di masa depan terjadi krisis pengemudi.
Sayangnya, tugas penting pengemudi ini tidak diikuti dengan upah yang sepadan. Jika dibandingkan dengan barang yang dibawa, upah masih terlampau kecil, ditambah dengan berbagai risiko yang ditemui di jalan raya.
Baca juga: Catat, Truk Angkutan Barang Dilarang Lewat Tol Saat Nataru
Sejumlah truk berbagai jenis terparkir saat pengemudinya berunjuk rasa di frontage Jalan A Yani, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (22/2/2022). Para pengemudi truk itu memprotes aturan terkait over dimension and over loading (ODOL).
Menurut Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), satu cara agar profesi pengemudi truk terus ada adalah menetapkan upah minimum.
"Upah standar harus ada. Di luar negeri, ada upah standar, sehingga ada jaminan hidup di masa depan," kata Djoko kepada Kompas.com, Senin (19/12/2022).
Sayangnya di Indonesia, upah pengemudi truk masih kurang layak, belum lagi dikurangi dengan adanya pungutan liar atau preman di jalan. Beberapa pengusaha pun belum menetapkan upah standar minimum.
Baca juga: Insentif Kendaraan Listrik, Bagaimana yang Sudah Pakai Lebih Dulu?
"Selama ini belum ada yang memikirkan (penetapan upah standar)," kata Djoko.
"Coba lihat pengemudi TransJakarta, gajinya 3,5 kali UMP Jakarta. Pengemudi bisa sejahtera dan dapat pelatihan rutin juga," ucap Djoko.
Harapannya, kalau sudah ada upah standar untuk pengemudi truk, minat orang semakin bertambah. Sehingga, generasi pengemudi terus berganti dan bisa juga mengurangi angka kecelakaan karena pengemudi terlalu tua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.