Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2022, 09:42 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Indonesia telah mencanangkan bahwa Net Zero Emission (NZE) alias netralitas karbon harus dicapai pada 2060. Sejumlah strategi disiapkan, dari memasarkan mobil listrik sampai rencana konversi.

Meski begitu, mobil listrik disebut bukan merupakan solusi tunggal menuju netralitas karbon. Hal ini diungkap oleh Staf Khusus Menko Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan, I Gusti Putu Suryawirawan.

Menurutnya, dalam rangka menuju netralitas karbon, konsumen tak harus langsung menggunakan ke mobil listrik murni berbasis baterai.

Baca juga: Toyota Ingin Diskon PPnBM Kembali Bergulir Tahun Depan

Toyota melakukan seremoni produksi lokal pertama mobil listrik di Indonesia pada Senin (21/11/2022). Lewat Toyota Kijang Innova Zenix, yang untuk pertama kalinya meluncur di dunia.
KOMPAS.com/Dio Dananjaya Toyota melakukan seremoni produksi lokal pertama mobil listrik di Indonesia pada Senin (21/11/2022). Lewat Toyota Kijang Innova Zenix, yang untuk pertama kalinya meluncur di dunia.

Seperti diketahui, saat ini ada teknologi lainnya yang bisa membantu mengurangi emisi, namun tidak tergantung dengan infrastruktur pengisian baterai.

"Untuk mencapai net zero itu tidak harus hanya satu solusi, kita ganti semua dengan kendaraan listrik, bukan. Bukan itu. Bahwa kita tujuannya adalah untuk mengurangi emisi,” ujar Putu, dalam webinar Strategi Transisi Pengembangan Teknologi Elektrifikasi dan Manajemen Unit In Operation Menuju Net Zero Emission di Indonesia (1/12/2022).

“Nah dalam rangka mengurangi emisi itu, kita tidak bisa seperti membalikkan tangan. Ini adalah suatu evolusi. Dan evolusi itu akan berjalan dengan berjalannya waktu dan lokasi," kata dia.

Baca juga: Update Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP per Desember 2022

Ia pun mengambil contoh beberapa daerah dengan infrastruktur kendaraan listrik yang tidak memadai. Bila mobil listrik dipakai di daerah tanpa infrastruktur memadai, maka mobil tersebut akan sulit dipakai.

Putu juga mengatakan, untuk menuju NZE pada 2060, ada berbagai teknologi yang bisa diterapkan. Tidak hanya soal transisi ke mobil listrik berbasis baterai semata.

"Kita punya hybrid, kita punya plug-in hybrid, kita bisa masuk ke hidrogen, kita juga bisa masuk masih kendaraan konvensional tapi dengan berbagai teknologi emisinya rendah,” kata Putu.

“Bahkan sekarang itu ada penelitian bahwa ICE (Internal Combustion Engine) pun sekarang sedang dipikirkan dia zero emission walaupun dia menggunakan BBM konvensional tapi dia emisinya zero," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com