Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Ingin Diskon PPnBM Kembali Bergulir Tahun Depan

Kompas.com - 02/12/2022, 12:01 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Tahun depan perekonomian dunia diprediksi 'gelap' seturut resesi global yang efeknya mulai terasa di beberapa negara. Segala lini industri diprediksi terdampak, termasuk sektor otomotif di Tanah Air.

PT Toyota Manufacturing Motor Indonesia (TMMIN) mengusulkan agar pemerintah kembali menerapkan kebijakan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk menjaga permintaan pasar domestik.

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Manufacturing Motor Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengatakan diskon PPnBM diperlukan sebagai antisipasi dampak resesi ekonomi global terhadap bisnis kendaraan roda empat dalam negeri.

Baca juga: Ada Hybrid, Toyota Minta Konsuman Tak Usah Cari Innova Diesel Lagi

Suasana booth Toyota di GIIAS 2021.Dok. TAM Suasana booth Toyota di GIIAS 2021.

“Menurut saya iya (perlu diskon PPnBM), karena ketika menerima fasilitas ppnbm, pajak yang kita bayar justru naik,” ujar Bob kepada wartawan, Kamis (1/12/2022).

“Kalau PPnBM terus mengurangi penerimaan income negara boleh lah dipertanyakan, tapi kalau menambah kan sebenarnya bagus,” kata dia.

Bob juga mengatakan, pemerintah perlu menerapkan aturan tersebut, khususnya untuk merangsang permintaan pasar pada 2023.

Baca juga: Realisasi Pabrik Alva yang Bisa Produksi 100.000 Unit Per Tahun

“Cuma enggak populer di mata masyarakat, seolah-olah pemerintah kasih insentif ke orang kaya, itu saja persoalannya,” ucap Bob.

Selain diskon PPnBM, Bob juga berharap pemerintah bisa memberikan subsidi mobil listrik untuk meningkatkan penetrasinya di Indonesia.

Menurutnya, berkaca dari Thailand, Indonesia harusnya bisa memberikan subsidi mobil listrik. Apalagi sumber pendapatan pajak Thailand jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia.

Baca juga: Toyota Innova Zenix Siap Dikirim ke 50 Negara di Dunia

Toyota bZ4XKompas.com/Nanda Toyota bZ4X

“Kita beli mobil isinya pajak melulu sih, tapi negara kita kan masih butuh pendapatan. Apalagi sekarang seluruh Pemda sumber pendapatannya itu dari pajak kendaraan,” kata Bob.

“Itu juga yang membuat market kita agak susah berkembang, karena beberapa tahun masih 1 juta unit. Kita enggak desak-desak lah, tapi kita kasih tahu saja di Thailand gini lho ke pemerintah,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau