JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa produsen baterai kendaraan listrik Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) berkomitmen untuk menanamkan investasi di Indonesia.
Dengan besaran dana mencapai 35 miliar dollar AS atau setara Rp 550,47 triliun, investasi tersebut akan digunakan untuk membangun ekosistem baterai lithium untuk mobil listrik di dalam negeri.
Luhut berujar, kesepakatan ini tercipta saat dia makan siang dengan pendiri CATL, Robin Zeng, di salah restoran Jepang di Jakarta. Menurutnya, pihak perusahaan sudah siapkan mitra bisnis untuk bisa segera memaparkan lebih jauh rencana investasi dimaksud.
Baca juga: Luhut Sebut Insentif Pembelian Motor Listrik Rp 6,5 Juta Per Unit
"Dia bilang Mr. Luhut you have everything that's why we like to invest in Indonesia. Kita mau bangun ekosistem. Saya bilang, besok timmu paparan ke saya hari Kamis (1/12/2022). Saya bilang, kalau ini sama dengan pikiran kami saya jamin kau invest ke sini. Oke deal. Dealnya berapa? 35 miliar dollar AS," katanya, Selasa (29/11/2022).
Menurutnya, perusahaan asal Tiongkok ini tertarik berinvestasi di Indonesia lantaran pasar mobil listrik terus meningkat sehingga sekarang dinilai menjadi waktu yang tepat untuk masuk ke ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia.
Luhut mengatakan, sebenarnya Robin sendiri sudah tiga kali datang ke Indonesia, dan masih terus percaya diri meski pada saat KTT G20 di Bali terkena Covid-19. Hingga kini, Robin disebut masih bersemangat merealisasikan investasi tersebut.
"Sekarang kita tidak hanya bicara bangun pabrik, tapi bangun ekosistem dari lithium baterai dan green energy," lanjut dia.
Baca juga: Beroperasi 2023, Gantry Tol Nirsentuh di Jagorawi Disempurnakan
Sebelumnya, Luhut mengatakan bahwa cadangan nikel menjadikan Indonesia memiliki daya saing tinggi untuk menjadi produsen lithium besar di dunia.
Seiring dengan itu, ia pun berharap kendaraan listrik dapat semakin marak digunakan di Indonesia. Tinggal pengolahan sumber daya alam dan sumber daya manusianya saja yang harus dioptimalkan.
"Indonesia punya potensi sebagai produsen (baterai) lithium terbesar kedua di dunia setelah Republik Rakyat Tiongok (RRT)," kata Luhut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.