SEMARANG,KOMPAS.com - Transmisi mobil matik yang banyak dikenal saat ini ada dua macam, yakni konvensional biasa atau automatic transmission (AT) dan continuously variable transmission (CVT).
Meski sama-sama matik yang bisa dioperasikan tanpa pedal kopling, tapi dari desain dan komponennya berbeda.
Hal itu pengaruhnya pada performa keseluruhan saat digunakan. Perpindahan gigi yang dihasilkan memiliki perbedaan karakter.
Baca juga: Pakai Mobil Matik, Berhenti di Lampu Merah Baiknya Posisi D atau N?
Hermas E Prabowo Pemilik Bengkel Worner Matic menjelaskan, perbedaan transmisi AT dan CVT secara keseluruhan indikatornya dari rasio perpindahan gigi.
"Spesifiknya beda dirasio output dan input. Untuk model AT biasa, rasio keseluruhan di tentukan planetary gear set. Jadi, rasio masing-masing gigi transmisi matik pola perhitungannya dibentuk planetary gear," kata Hermas kepada Kompas.com, Senin (14/11/2022).
Planetary gear set merupakan sebutan dari gigi gear yang bekerja untuk mengatur transmisi kendaraan.
Sementara pada transmisi matik CVT, yang dipakai adalah pulley primer dan pulley sekunder yang dihubungkan oleh sabuk baja atau steel belt.
Kemudian, perbedaan juga terletak pada jumlah friction clutch dan steel clutch. Secara jumlah, lebih banyak dimiliki tipe AT.
"Pada transmisi matik model AT konvensional, jumlah friction clutch dan steel clutch-nya lebih banyak. Kalau pada CVT, friction clutch maksimal berjumlah 6 buah, untuk friction, steel bisa tujuh atau delapan," ujar Hermas.
Baca juga: Punya Tenaga Besar, tapi Honda WR-V Minus Beberapa Fitur Ini
"Tapi kalau yang AT, friction-nya bisa sampai 18, 20. Bahkan untuk tipe-tipe tertentu yang mobil power-nya besar, bisa sampai di atas 30 keping. Begitu juga dengan steel clutch-nya," katanya.
Beberapa model, transmisi AT dan CVT dibedakan dari ada atau tidaknya komponen torque converter.
Seperti diketahui, torque converter jadi komponen pemindah tenaga yang menghubungkan putaran mesin dengan transmisi otomatis.
Komponen tersebut sangat penting, karena bekerja sebagai kopling otomatis. Getaran mesin dari torsi besar yang dihasilkan bisa diredam sebaik mungkin.
Dengan demikian, hasilnya, tenaga yang dikeluarkan bisa meningkatkan momentum akselerasi mesin.
Baca juga: Melihat Panjangnya Konvoi The Beast Presiden AS Saat Lewat Ruas Jalan di Bali
"Untuk model-model CVT beberapa tidak dilengkapi torque converter. Gampang ditemukan pada Honda beberapa tipe generasi awal 2003 - 2005," ucapnya.
Namun, seiring perkembangan teknologi modern, varian-varian baru kembali dilengkapi torque converter untuk mengantisipasi slip berlebihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.