Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minat Innova Diesel Bekas, Ini yang Wajib Diperhatikan

Kompas.com - 08/11/2022, 15:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG,KOMPAS.com - Toyota Innova diesel memiliki pamor yang cukup baik di segmen mobil bekas. Bahkan dibandingkan versi bensin.

Hal ini karena tenaga yang lebih besar serta efisiensi bahan bakar yang baik. Apalagi mesin common rail diklaim cocok mengonsumsi bahan bakar kualitas rendah yang banyak beredar di Indonesia. 

Banyak pemilik Innova diesel menilai, dengan bujet operasional harian yang lebih murah, jika dihitung keseluruhan hasilnya masih lebih menguntungkan.

Baca juga: Spyshot, Penampakan Toyota Innova Zenix Hybrid

Meskipun demikian, membeli unit bekas Innova diesel juga ada tantangannya. Terlebih, banyak kasus unit yang bermasalah pada injektor.

Niatnya ingin memiliki unit impian, namun justru sebaliknya, jika sampai salah pilih, malah bisa membuat pemilik boros untuk perbaikan.  

Lantas apa saja yang harus diperhatikan? 

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

Kempes, Pemilik Bengkel Anugrah Abadi Karangawen mengatakan, kunci unit Innova diesel bekas layak dibeli jika kompresi mesin tetap terjaga.

"Kompresi mesin turun (ngobos) biaya perbaikan mahal, jadi sebisa mungkin hindari. Kalau orang bengkel sering deteksi pakai cara konvensional, buka dipstick oli, jika keluar asap tandanya kompresi mesin sudah renggang," kata Kempes kepada Kompas.com, Selasa (8/11/2022). 

Jika mau benar-benar pasti, kata dia, bisa dilanjutkan sesi test drive. Mesin yang normal, akselerasi awal tentu masih responsif, asap knalpot yang keluar juga wajar. 

Ada dua indikasi masalah jika mesin kurang bertenaga, biasanya disebabkan injektor buntu atau kompresi ruang bakar terhambat. 

Baca juga: Efek Samping Paksa Innova Diesel Minum Solar Murah

"Detail fisik mesin dicek dulu, syarat pertama tidak ada kebocoran oli di sekitar area blok mesin. Jika aman, masuk tahap berikutnya mencoba akselerasi mesin," ujar Kempes.

"Bila sejak putaran bawah lemot ada kemungkinan injektor tersumbat. Parahnya lagi jika disebabkan karena mesin ngobos, namun biasanya kalau penyakitnya dari ruang bakar disertai dengan asap putih," katanya. 

Kempes menjelaskan, jika kendaraan yang di incar lolos beberapa parameter penilaian tersebut, baru kemudian bisa dikategorikan layak pakai. 

Baca juga: Profil Muhammad Arif Nuryanta, Ketua PN Jaksel yang Diduga Terima Suap Rp 60 Miliar

"Diesel common rail memang membutuhkan kejelian saat cek unit. Jika kecolongan, bisa menghabiskan biaya perbaikan besar di kemudian hari," kata dia. 

Setelah mobil resmi berpindah tangan, ritual perawatan jadi menu wajib. Kempes mengatakan, perbaikan ringan yang bisa dilakukan pemilik yakni pembersihan total jalur bahan bakar dan ruang pembakaran mesin. 

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trump Dituding Manfaatkan Tarif untuk Kepentingan Pribadi, Senator Desak Investigasi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau