SEMARANG,KOMPAS.com - Mengganti oli mesin secara berkala, jadi ritual wajib yang harus dilakukan pemilik kendaraan, termasuk mobil.
Oli mesin memiliki tugas yang sangat berat karena diandalkan melumasi dan melindungi komponen-komponen mekanikal mesin.
Terlebih pada mobil-mobil baru yang memiliki rasio kompresi tinggi, oli mesin juga digunakan untuk mendinginkan suhu serta mendukung efisiensi bahan bakar dan perbaikan emisi gas buang.
Berdasarkan anjuran pabrikan, pergantian oli mesin biasanya baiknya dilakukan setiap mobil menyentu 7.500 - 10.000 kilometer (km).
Baca juga: Mobil Pakai Filter Udara Racing Disarankan Ganti Oli Mesin Lebih Cepat
Meskipun demikian, patokan pergantian oli tak hanya berdasarkan perhitungan jarak tempuh saja, namun juga interval waktu, yakni maksimal 6 bulan. Bahkan disarankan lebih cepat lebih baik, khususnya untuk penggunaan perkotaan yang kerap menemui kemacetan.
Bagi pemilik mobil yang abai mengganti oli secara berkala, ada beberapa kerugian yang sifatnya jangka panjang, yakni :
Kepala Bengkel Astra Daihatsu Majapahit Semarang Sapto Pamungkas mengatakan, penurunan kualitas oli bisa membuat performa kendaraan tidak maksimal.
Hal tersebut terasa biasanya saat mobil digunakan untuk melakukan akselerasi secara mendadak.
"Oli yang terkontaminasi oksidasi dan kotoran, gesekan yang terjadi antar komponen mesin tidak terlumasi dengan baik. Gesekan mekanis antar komponen jadi berat dan lambat," kata Sapto kepada Kompas.com, Jumat (4/11/2022).
Baca juga: Ada Honda WR-V, Cek Perbandingan Harga SUV Murah November 2022
Komponen mesin yang tidak terlumasi sempurna bahkan sampai menimbulkan bunyi suara kasar.
Mirip seperti suara besi dan besi yang dipukul, dijelaskan Sapto, hal tersebut biasanya karena klep dan crankshaft saling beradu.
"Mesin bisa mengalami keausan karena kualitas oli menurun. Dua bulan saja mobil diam tak digunakan, oli sudah bercampur kotoran karena oksidasi komponen. Apalagi mobil modern kompresi diatas 10:1, teknologi klepnya rata-rata adalah dual variable valve timing injection (VVT-i) yang sensitif terhadap kualitas oli," kata Sapto.
Alasannya, oli yang terlanjur mengandung kotoran gram besi membuat putaran mesin berat. Alhasil, tingkat pemakaian bahan bakar bertambah signifikan.