JAKARTA, KOMPAS.com - Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, yakni Solar dan Pertalite, pada awal September lalu, dinilai menjadi momen bagi masyarakat beralih ke kendaraan listrik.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier mengatakan, selain ramah lingkungan, kendaraan listrik juga lebih efisien.
"Meningkatnya minat masyarakat ke kendaraan rendah emisi juga dapat mengurangi konsumsi BBM dan melakukan diversifikasi energi. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia akan harga minyak global," kata Taufiek, dalam keterangan resminya di ajan GIIAS Surabaya, Kamis (15/9/2022).
Baca juga: Begini Tahapan Konversi Motor Listrik Sampai Dapat Surat Resmi
Lebih lanjut Taufiek menjelaskan, Kemenperin mengapresiasi gelaran GIIAS karena telah memberikan informasi dan edukasi soal keunggulan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Menurut Taufiek, dalam ajang pameran di Tangerang pada Agustus lalu, terdapat tren kenaikan yang signifikan dari masyarakat untuk memiliki kendaraan elektrifikasi. Dari hybrid sampai KBLBB.
Hal tersebut terlihat dari terjualnya 1.594 unit kendaraan listrik dengan rincian, 1.274 unit KBLBB dan sisanya hybrid. Jumlah tersebut lebih besar dari penjualan selama satu tahun pada periode 2021.
Lebih lanjut dijelaskan, industri otomotif jadi kontributor utama terhadap sektor industri alat angkut. Saat ini sudah ada 21 perusahaan kendaraan roda empat di Indonesia dengan total investasi Rp 139,37 triliun dengan kapasitas produksi 2.35 juta unit per tahun.
Baca juga: Daftar Harga Mobil Listrik di Indonesia, Mulai Rp 200 Jutaan
Daihatsu Rocky Hybrid dipamerkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (12/8/2022). Rocky Hybrid atau Rocky Series Hybrid menggunakan teknologi hibrida seri. Mesin konvensional pada mobil ini berfungsi sebagai generator untuk menyuplai energi ke baterai.
"Kinerja ekspor industri otomotif Indonesia sampai Juli 2022 mencapai 238.000 unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar 2,95 miliar Dollar Amerika Serikat, kemudian ekspor 60.000 set kendaraan CKD dengan nilai sebesar D71,159 juta Dollar Amerika Serikat, dan ekspor 10,27 juta pieces komponen dengan nilai 1,18 miliar Dollar Amerika Serikat," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.