Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Maut Bus Pariwisata Terjadi Lagi, Ini Komentar KNKT

Kompas.com - 10/09/2022, 13:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar kembali terjadi. Kali ini menimpa bus pariwisata antar kota antar provinsi (AKAP) dengan minibus di Jalan Wonosobo turut simpang empat pasar Kertek, Sabtu (10/9/2022) dini hari.

Dilansir dari laman NTMC Polri, Sabtu (10/9/2022), Kapolres Wonosobo AKBP Eko Novan menyampaikan, kejadian berawal saat bus pariwisata melaju dari arah Parakan Temanggung menuju Wonosobo.

Menjelang lokasi kejadian ketika melewati jalan beraspal lurus dengan kontur menurun, bus mengalami gagal fungsi pengereman, sehingga laju bus tidak terkendali hingga akhirnya membentur kendaraan Mitsubishi L300 yang melaju searah di depannya sehingga kendaraan terseret sejauh 100 meter.

Baca juga: Tarif Bus AKAP dan AKDP di Semarang Mulai Naik

Setelah itu terjadi benturan kembali antara kendaraan L300 dengan Toyota Kijang Innova dan Nissan Livina. Akibat kejadian tersebut, enam korban dipastikan meninggal dunia, dan dua lainnya mengalami luka berat dan luka ringan.

AKBP Eko menyebutkan, ada dua dugaan sementara kecelakaan itu bisa terjadi. Dugaan pertama karena faktor sopir mengantuk, kemudian dugaan kedua dikarenakan rem blong. Sementara, sopir mengakui kendaraannya mengalami rem blong. Namun, tim gabungan tetap melakukan analisis secara mendalam terkait penyebab kecelakaan.

“Namun, dugaan itu masih kita lakukan penyelidikan dan analisis lebih lanjut,” ucapnya.

Lokasi kecelakaan bus pariwisata d tol Sumo, Senin (16/5/2022) pagi.Dokumentasi Ditlantas Polda Jatim Lokasi kecelakaan bus pariwisata d tol Sumo, Senin (16/5/2022) pagi.

Kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar sudah kerap kali terjadi, bahkan tak jarang yang menimbulkan korban jiwa.

Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar selama ini didominasi kasus pengemudi kehilangan kendali atas kendaraan dan kasus kegagalan pengereman.

“Kedua pola kasus dimaksud dipicu oleh human error, baik itu terkait lelah, sakit ataupun unskill (sopir tidak memiliki kemampuan),” ucap Wildan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/9/2022).

Wildan melanjutkan, hal ini merupakan suatu kasus yang penyebabnya by design (dengan sengaja). Pertama belum ada system yang efektif mampu mengatur dan mengendalikan terkait waktu kerja pengemudi, sehingga kasus pengemudi lelah, ngantuk, tidur sambil mengemudi saat ini sangat banyak terjadi.

“Kedua, pengemudi kita itu tidak terdidik. Sangat jarang menemukan pengemudi yang memahami sistem rem kendaraan dan prosedur penggunaan yang baik dan benar, karena tidak ada sekolah pengemudi,” kata dia.

Menurut Wildan, hal ini merupakan masalah yang sangat krusial dan harus memikirkan bagaimana caranya mendidik para pengemudi kendaraan besar (bus/truk) sebagaimana layaknya pilot, nahkoda maupun masinis.

Baca juga: Toyota Vios Generasi Terbaru Meluncur, Mesin Lebih Bertenaga

“Karena mengemudi bus dan truk serta mengemudi kendaraan ototronic harus didukung dengan kompetensi yang memadai dan spesifik. Prosedur penggunaan rem yang baik dan benar, serta bagaimana menciptakan mekanisme pengawasan waktu kerja yang efektif menggunakan teknologi dan tidak secara manual (oleh manusia),” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com