JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai maraknya kendaraan komersial seperti truk dan kabin ganda secara utuh selayaknya dapat dikikis jika para prinsipal mengizinkan ATPM-nya melokalisasi.
Karenanya, pihak asosisasi meminta agar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menggunakan kesempatan lawatan ke Jepang untuk melobi para prinsipal Jepang terkait.
“Agar memberi kesempatan kepada para agen pemegang merek (APM) otomotif di Indonesia untuk melakukan ekspor,” ujar Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi pada keterangannya belum lama ini.
Baca juga: Desain Bus Medium Banyak Mirip dengan Big Bus
Pasalnya, berdasarkan data Gaikindo, dari total impor kendaraan utuh, sebanyak 29.968 unit sepanjang semester I/2022, segmen komersial terutama kabin ganda cukup mendominasi.
Dari jumlah tersebut, dari kategori mobil niaga adalah Hilux 6.874 unit, Triton 7.111 unit, Isuzu NPS 75 unit, UD Truk 378 unit, Hino 135 unit, dan Mercedes-Benz (Daimler) 1.501 unit.
“Kami bekerjasama erat dengan Kementerian Perindustrian. Kami duduk bersama meminta untuk melobi prinsipal dari Jepang, China, atau Eropa agar membuat mereka mau melakukan ekspor dari Indonesia,” kata Nangoi.
Dia menjelaskan bahwa hal tersebut penting untuk menggenjot ekspor kendaraan dari Indonesia. Dengan begitu, industri otomotif ikut berkontribusi terhadap pendapatan negara.
Di sisi lain, peluang Indonesia mendapatkan keistimewaan itu cukup besar. Pasalnya, Indonesia juga berdekatan dengan pasar besar seperti Australia yang setiap tahun membutuhkan sekitar 1,2 juta unit mobil.
Sebaliknya, Australia telah kehilangan produksi lokal otomotif. Lebih jauh, pasar terbesar kendaraan roda empat di sana, adalah truk. Sementara itu, pengapalan dari Indonesia sangat kecil.
Baca juga: Debut di GIIAS 2022, ALVA Bakal Meriahkan Skuter Bongsor Elektrik
“Padahal APM yang memproduksi truk cukup banyak, tetapi kantor pusat mereka belum memberikan izin eksor dari Tanah Air,” kata Nangoi.
Dengan bantuan pemerintah, Gaikindo berharap prinsipal bisa luluh dan memberi kesempatan APM untuk melakukan ekspor.
Sebab dari sisi kapasitas, kemampuan produksi nasional sangat besar yakni 2,5 juta unit per tahun. Adapun, utilisasi produksi saat iini hanya 1,3 juta unit.
“Separuhnya yang dipakai. Jadi, kalau mau naik 1 juta pun masih sanggup kita produksi, asalkan semua komponennya lengkap,” katanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.