JAKARTA,KOMPAS.com - Oli mesin tidak boleh sembarangan asal ganti, hal utama patokan pergantian pelumas adalah kekentalan yang disesuaikan spesifikasi mesin.
Untuk mobil produksi di bawah 2000, biasanya menggunakan oli dengan kekentalan 10w-40 atau 20w-50. Sebaliknya, mobil baru rata-rata tipe yang lebih encer, seperti 0w-20 menyesuaikan kebutuhan kompresi tinggi.
Penggunaan oli yang tepat sangat disarankan lantaran tak hanya bisa memberikan perlindungan optimal bagi mesin, tapi juga berimbas pada efisiensi bahan bakar.
Baca juga: Daftar Kerugian jika Mobil Mewah Sering Isi Pertalite
Menurut Kepala Bengkel Honda Kusuma Siliwangi Teguh Dwi Harianto, oli dengan viskositas rendah punya keunggulan bisa menjangkau rongga-rongga celah mesin.
"Ketika proses pelumasan komponen piston, crankshaft, dan katup pembakaran oli mesin encer bisa menutup celah antar komponen dengan cepat. Dengan putaran kompresi tinggi, tercapai," kata Teguh kepada Kompas.com, Kamis (30/6/2022).
Oli encer dan BBM oktan tinggi sesuai kompresi sangat ideal memicu ledakan pada ruang bakar dalam durasi sekitar 1-3 menit.
Dengan demikian, pengaturan data ECU tentang kalibrasi bahan bakar pada injektor, campuran udara, dan top timing pengapian bisa lebih maju.
"Pengaruhnya di kinerja mesin, semakin oli encer performa tarikan lebih responsif dan irit," ujarnya.
Baca juga: Kejadian Lagi, Aksi Pelemparan Batu di Jalan Tol
Sebelumnya, Nurdin ST, Technical Specialis PT Pertamina Lubricants mengatakan, memang ada korelasi penggunaan oli yang tepat dengan efisiensi bahan bakar. Tapi didukung dengan faktor lain yang ikut mempengaruhi, seperti tingkat kekentalan dan adiktif yang tepat.
"Fungsi oli untuk mengurangi koefisien gesekan pada komponen, seperti poros, bearing, dan juga beberapa elemen lainnya di mesin bergerak secara relatif. Gesekan akan menyebabkan kondisi jumlah energi yang disalarukan tak sama dengan energi yang diterima (rugi-rugi), dari energi pembakaran bahan bakar. Karena itu kekentalan oli yang tepat sangat dianjurkan," ucapnya beberapa waktu lalu.
Ditambah dengan kombinasi adiktif yang tepat, dengan demikian akan memberikan efek turunnya koefisien gesek dan menekan rugi-rugi energi dari gesekan yang terjadi.
"Dengan demikian, setiap tetes bahan bakar yang dibakar, akan menjadi lebih bermanfaat karena rugi-rugi akibat dari gesekan tadi bisa diminimalisir. Dari situ, terbentuklah efisiensi untuk bahan bakar kendaraan," kata Nurdin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.