JAKARTA, KOMPAS.com – Industri otomotif saat ini tengah mengalami kesulitan bahan baku, salah satunya adalah langkanya komponen cip semikonduktor. Krisis ini terjadi secara global dan diketahui sudah berlangsung sejak 2021.
Sebagai informasi, cip semikonduktor merupakan salah satu 'otak' pada kendaraan yang mendukung fungsi-fungsi elektronik, mulai dari sistem panel instrumen digital, teknologi otonom, sampai sistem keyless.
Dampaknya terjadi antrean pemesanan kendaraan karena terhambatnya produksi, baik mobil maupun motor, hingga berbulan-bulan lamanya.
Baca juga: Imbas Perubahan Nama Jalan di Jakarta, Ini Cara Ganti BPKB dan STNK
Pengamat otomotif dan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, kelangkaan cip semikonduktor diprediksi masih terjadi sampai 2023.
“Industri otomotif hanya tinggal menghabiskan stok cip yang mereka miliki. Kecuali beberapa pemain kelas dunia yang sudah mengikat kerja sama saling mengikat jangka panjang dengan industri cip,” ujar Martinus, kepada Kompas.com (27/6/2022).
“Seperti Toyota dengan Renesas, China dengan industri cip Geely, SMEE, Taiwan dan banyak lagi, serta Korea dengan industri cip Samsung,” kata dia.
Baca juga: Update Wajib Punya BPJS Kesehatan untuk Urus Perpanjangan STNK
Meski begitu, kelangkaan cip bisa teratasi lebih cepat. Andaikata perang Rusia-Ukraina usai, dan rampungnya pabrik cip semikonduktor yang baru.
“Semoga tahun 2023 kelangkaan cip semikonduktor segera teratasi dengan selesainya pembangunan pabrik cip Intel dan beberapa lainnya,” ucap Martinus.
“Karena, suplai terbesar gas mulia dunia berasal dari Ukraina dan Rusia. Gas mulia seperti gas Neon merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk dapat memproduksi cip,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.