JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri otomotif di dalam negeri kini tengah bergerak positif dengan nilai tambah yang tinggi. Bahkan kemampuan menembus pasar ekspor terbilang sangat masif.
Sebagai contoh, tercetaknya rekor atas ekspor mobil buatan Indonesia ke pasar Australia mulai tahun ini, menandakan produk buatan dalam negeri memiliki daya saing tinggi.
"Mobil tersebut sudah berstandar Euro 4 yang menjadi klasifikasi ataupun persyaratan dari Australia. Ini sesuatu yang sangat membanggakan," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada keterangannya, Rabu (22/6/2022).
Baca juga: Kinerja Ekspor Motor Mei 2022, Masih Terkendala Kontainer Langka
"Artinya, Indonesia sudah bisa memproduksi mobil-mobil dengan standar yang ditetapkan oleh negara seperti Australia dan Eropa," lanjut dia.
Sebab, industri di Australia khususnya yang berkaitan dengan kendaraan bermotor sangat ketat soal standar dan mutu seperti spesifikasi teknologi serta emisi. Sehingga tak semua negara memiliki kesempatan serupa, selain terjalinnya kerja sama.
Melalui perhelatan Presidensi G20, jadi momentum bagi Indonesia untuk memperoleh kredibilitas dan kepercayaan dari dunia dalam memimpin pemulihan global, seraya dapat memperluas akses pasar lebih luas.
"Termasuk forum-forum dalam rangkaian Presidensi G20 Indonesia yang bisa menjadi media yang dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan kerja sama internasional tersebut," kata Agus.
Mengingat, terdapat 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang tergabung dalam forum kerja sama multilateral G20 ini. Antara lain, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, dan India.
Baca juga: Gaikindo Puji IPCC, Yakin Ekspor Otomotif Terus Tumbuh
Kemudian ada juga, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, China, Turki, dan EU.
Dalam kesempatan sama, Kemenperin memaparkan bahwa kinerja ekspor industri Tanah Air kini (Januari-Mei 2022) telah mencapai 83,73 miliar dollar AS, tumbuh 25 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Dari data tersebut, pengkapalan sektor industri memberikan sumbangsih tertinggi dengan menembus 72,83 persen dari total ekspor nasional atau 114,97 miliar dollar AS.
"Tren surplus ini dialami sejak Mei 2020 atau selama 25 bulan berturut-turut,” kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.