Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Buruk Sering Gonta-ganti Jenis BBM Kendaraan

Kompas.com - 02/06/2022, 12:42 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, Kompas.com – Setiap kendaraan bermotor memiliki tingkat kompresi yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang membuat penggunaan jenis bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan tidak sama satu sama lain.

Hal ini berlaku untuk semua jenis kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

Baca juga: Imbas Krisis Cip Semikonduktor, Distribusi Motor Honda Terlambat

Makin tinggi kompresi kendaraan, otomatis bahan bakar yang digunakan juga akan memiliki nilai oktan yang lebih tinggi pula.

Setiap pabrikan biasanya sudah merekomendasikan jenis bahan bakar yang sesuai untuk masing-masing kendaraan yang diproduksinya. 


Hanya saja, tidak sedikit pemilik kendaraan yang mengabaikan mengenai kompresi tersebut. Tidak sedikit pemilik kendaraan sering berganti-ganti jenis bahan bakar yang digunakan.

Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, penggunaan bahan bakar kendaraan sebaiknya sesuai dengan kompresinya.

“Ganti-ganti jenis bahan bakar bisa menimbulkan penumpukan kerak karbon di ruang bakar dan juga emisinya jadi tidak bagus,” ujarnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU 24.361.77 Mayang Mangurai, Kota Baru, Jambi, Kamis (14/4/2022). Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mengerahkan 384 unit armada mobil tangki, 27 unit bridger avtur, dan menyiapkan 174 unit skid tank untuk LPG, serta 16 titik SPBU kantung dan 15 titik layanan motoris pada jalur mudik guna mengamankan pasokan energi selama Ramadhan dan mudik Lebaran tahun 2022.ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU 24.361.77 Mayang Mangurai, Kota Baru, Jambi, Kamis (14/4/2022). Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mengerahkan 384 unit armada mobil tangki, 27 unit bridger avtur, dan menyiapkan 174 unit skid tank untuk LPG, serta 16 titik SPBU kantung dan 15 titik layanan motoris pada jalur mudik guna mengamankan pasokan energi selama Ramadhan dan mudik Lebaran tahun 2022.

Didi juga mengatakan, dengan memilih jenis bensin yang sesuai bisa menjaga keawetan komponen kendaraan.

Begitu pula sebaliknya, jika penggunaan BBM tidak sesuai dengan kompresi kendaraan, bisa juga berdampak buruk pada komponen kendaraan.

“Lebih baik mengikuti standar yang diperuntukkan mesin mobil itu,” kata Didi.

Baca juga: Kata Pertamina Soal Kriteria Mobil Mewah yang Tak Boleh Beli Pertalite

Melengkapi hal tersebut, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan akan ada efek buruk jika kendaraan menggunakan BBM yang tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dari pabrikan.

“Menggunakan bensin harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan, jangan lebih rendah atau pun lebih tinggi karena akan ada efeknya untuk mesin,” kata Suparna.

Suparna juga mengatakan, menggunakan bensin dengan oktan yang lebih tinggi akan membuat pembakaran mesin menjadi tidak sempurna.

“Kalau mesin dipaksa pakai oktan yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna,” kata Suparna.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau