Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prosedur Penumpang Keluar dari Bus yang Terguling

Kompas.com - 28/05/2022, 14:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus bus kecelakaan belum lama ini kerap terjadi di Indonesia. Berbagai hal bisa jadi penyebabnya, mulai dari kesalahan teknis sama eror dari pengemudinya.

Sebagai penumpang, memang tidak bisa berbuat banyak ketika terlibat kecelakaan bus. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mengurangi risiko cedera ketika mengalami kecelakaan bus, khususnya bus terguling.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menjelaskan, ada prosedur keselamatan yang bisa dilakukan dalam dua kondisi, bus mau terguling dan saat sudah terguling.

Baca juga: Kenapa Posisi Pintu Darurat Bus Ada di Sisi Kanan?

Kondisi bus yang membawa rombongan santri pondok pesantren Daarul Hijrah, Jalan Duku, Kota Tegal, dan mengalami kecelakaan di jalur Leter S arah DTW Guci, Kamis (2/12/2021). Terlihat bagian kaca belakang bus pecah dan pintu belakang terbuka untuk evakuasi penumpang bus. TribunJateng.com/ Desta Laila Kartika Kondisi bus yang membawa rombongan santri pondok pesantren Daarul Hijrah, Jalan Duku, Kota Tegal, dan mengalami kecelakaan di jalur Leter S arah DTW Guci, Kamis (2/12/2021). Terlihat bagian kaca belakang bus pecah dan pintu belakang terbuka untuk evakuasi penumpang bus.

“Jika penumpang tidak memakai seat belt dan ada indikasi bus mau terguling, berusahalah menahan diri dan bobot badan untuk tetap tidak bergerak dengan cara memegang atau berpijak,” ucap Jusri kepada Kompas.com, belum lama ini.

Kalau penumpang tidak berpegangan, badan bisa terlempar seiring bus terguling, bahkan paling parah bisa keluar dari kabin bus menembus kaca. Kemudian pasca terguling, jangan panik dan terburu-buru keluar dari kabin.

Baca juga: DAMRI Sediakan HiACe dari Malang ke Gunung Bromo, Tarifnya Rp 30.000


“Pastikan badan aman dan tidak mengalami cedera parah. Lalu jangan buru-buru keluar sampai dia bisa memastikan kendaraan tersebut tidak bergerak. Khawatirnya, saat dia bergerak, kendaraan ikut bergerak karena berdiri di permukaan yang labil, seperti tebing,” kata Jusri.

Jika kendaraan sudah aman, baru bisa keluar untuk mencari pertolongan pertama, abaikan barang-barang. Kemudian jika mau menolong penumpang lain, pastikan dahulu dirinya aman atau bisa minta bantuan orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau