Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Lempar Batu ke Bus Masih Sering Terjadi di Indonesia

Kompas.com - 27/05/2022, 07:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi lempar batu kepada bus yang melintas di Indonesia masih saja terjadi. Oleh karena itu, beberapa operator bus memilih untuk melindungi kaca depan dengan tameng.

Tameng ini berfungsi melindungi kaca depan dari lemparan batu. Sehingga jika terkena lemparan, kaca depan masih aman, pengemudi tidak terluka dan tetap bisa melanjutkan perjalanan.

Namun, tidak sedikit lemparan batu yang menyerang kaca samping bus. Sehingga di tengah jalan kacanya pecah dan harus ditutup sementara agar bisa melindungi penumpangnya.

Baca juga: Industri Karoseri Tak Berdaya Lawan Impor Bus Utuh dari China

Pelaku sweeping plat nomor N memecahkan kaca busKOMPAS.com/Achmad Faizal Pelaku sweeping plat nomor N memecahkan kaca bus

Tentu saja aksi seperti ini sangat meresahkan. Pertama pengusaha jadi rugi karena busnya rusak. Kedua, penumpang juga rugi karena perjalanan tertunda atau sampai mengalami luka karena kaca yang pecah.

Anggota Forum Bismania Indonesia Asrul Arifin Siregar mengatakan, kejadian lempar batu ke bus ini memang masih marak, bahkan dilakukan hanya karena iseng semata.

“Alasan mereka lempar batu cuma iseng. Pelemparan batu ini dilakukan anak kecil bahkan yang dewasa juga ada,” ucap Asrul kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: PO Juragan 99 Tambah Lagi Dua Bus Baru dengan Balutan Bodi Klasik

Sedangkan menurut Direktur Utama PO SAN Kurnia Lesani Adnan, pelemparan batu ke bus ini sudah terjadi sejak lama, namun tujuannya berganti seiring waktu.

“Yang saya tahu, dulu melempar batu ke bus itu tujuannya agar bus berhenti lantas dirampok. Berjalannya waktu, melempar batu ini menjadi cara masyarakat protes,” ucap pria yang akrab disapa Sani. 

Masyarakat yang kurang menyukai kelakuan oknum pengemudi bus yang kerap mengebut di jalan melakukan pelemparan batu. Sekarang, sependapat dengan Asrul, pelempar batu ke bus hanya iseng semata.

"Saat ini menurut saya, melempar batu ke bus sudah menjadi penyakit masyarakat. Hal ini menjadi kegiatan iseng yang dilakukan anak-anak kecil di daerah yang dilalui bus,” kata Sani.

Sani menambahkan, pelempar batu ini bisa dikatakan tidak punya otak. Mengingat jika batu mengenai kaca samping, pasti langsung melukai penumpangnya. Berbeda dengan kaca depan, kaca samping tidak diberi tameng karena berfungsi sebagai jalur keluar saat darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com