JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai sepeda motor merupakan tidakan yang berisiko. Naik motor mesti konsentrasi, sebab motor adalah kendaraan yang menyumbang banyak kecelakaan.
Namun konsentrasi saja tidak cukup. Bisa jadi pemotor sudah konsentrasi dan hati-hati, tapi justru orang lain atau pengendara lain yang sembrono dan mengakibatkan kecelakaan.
Seperti dalam video yang diunggah akun Instagram Dashcam Owners Indonesia, memperlihatkan pengendara motor yang jatuh karena menghindari orang yang menyeberang sembarangan.
Baca juga: Bos Suzuki Ecstar Rekomendasikan Mir ke Honda
View this post on Instagram
Terlihat pemotor yang ngebut ingin menyalip truk di depannya. Dari video truk sedikit melambat tapi motor tidak melihat, ternyata dari depan truk ada seseorang yang menyeberang.
Pemotor sontak melakukan pengereman dengan keras, ban belakang berdecit dan "ngepot" hingga akhirnya terjatuh. Adapun orang yang menyeberang dalam kondisi aman.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, berkendara di dekat truk atau kendaraan besar lainnya harus selalu bisa mendeteksi potensi bahaya.
Dimensi truk yang besar membuat kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor, berada di dalam area blind spot atau titik buta yang tidak tercakup dari kaca spion dan pandangan pengemudi truk.
"Menghindari itu bisa melaju (menjauhi) atau membiarkan kendaraan besar tersebut melewati kita. Sebab kendaraan besar memiliki kemampuan yang berbeda dalam masalah pengereman," ujar Jusri kepada Kompas.com belum lama ini.
Baca juga: Potensi Ekspor Bus ke Bangladesh Masih Besar
Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion Wahana mengatakan, menyebrang juga mesti melihat situasi dan kondisi. Pastikan jalanan tak ramai atau di tempat yang memang disediakan untuk menyeberang.
Beberapa tempat yang disediakan pejalan kaki untuk menyeberangan ialah saat lampu merah, di zebra cross, jembatan penyeberangan, dan jika ada petugas.
“Sedangkan bagi kendaraan yang lurus, sebaiknya selalu waspada ketika berkendara dengan melihat jauh ke depan sehingga bisa memprediksikan bahaya,” ucap Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.