BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Toyota Astra Motor

Formula E Diharap Bisa Perbesar Momentum Era Elektrifikasi Indonesia

Kompas.com - 11/05/2022, 10:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Formula E Jakarta diharapkan dapat menjadi momentum besar untuk mempercepat era elektrifikasi kendaraan bermotor (electric vehicle/EV) di Indonesia, khususnya mobil listrik.

Pasalnya, dalam kegiatan tersebut penyelenggara tidak hanya tampilkan kegiatan balap saja tetapi juga edukasi terhadap masyarakat mengenai EV.

Demikian harapan Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin dalam diskusinya pada Selasa (10/5/2022).

Baca juga: Begini Spek Tembok dan Pagar Pengaman Sirkuit Ancol buat Formula E

Pro dan kontra penyelenggaraan Formula E.DOK. Kompas.com Pro dan kontra penyelenggaraan Formula E.

“Formula E ini suatu momentum, pemicu bagi kita semua untuk menggeser kecenderungan kita yaitu memindahkan fokus dari teknologi mesin bakar yang berpolusi dan boros energi ke EV," katanya.

Puput, sapaan akrabnya, melanjutkan bila adopsi kendaraan rendah emisi termasuk EV terus digalakkan maka Tanah Air dapat menekan angka emisi CO2 yang dihasilkan.

Mengingat, berdasarkan angka emisi pada 2019 lalu, transportasi darat di Indonesia menyumbangkan 255 juta ton CO2. Apabila tiak ditekan dapat terus naik menjadi 470 juta ton pada 2030 nanti.

“Jika dapat konsisten menerapkan low carbon EV, bisa mengurangi gas rumah kaca sampai 59 persen pada 2030 nanti. Ini jauh melampaui target NDC yang hanya sampai 41 persen,” ujar Puput.

Baca juga: Mitos atau Fakta Jalan Aspal Beton Bikin Ban Mobil Cepat Botak?

2016/2017 FIA Formula E Championship in Monte-Carlo, Monaco, Saturday (13/5/2017). Sebastien Buemi (SUI), Renault e.Dams, Spark-Renault, Renault Z.E 16. 
Sam Bloxham/LAT/Formula E 2016/2017 FIA Formula E Championship in Monte-Carlo, Monaco, Saturday (13/5/2017). Sebastien Buemi (SUI), Renault e.Dams, Spark-Renault, Renault Z.E 16.

Selain itu, adopsi EV yang lebih cepat juga akan memberikan banyak manfaat dari segi ekonomi. Salah satu yang paling besar, penghematan dari berkurangnya kebutuhan pengadaan bahan bakar minyak (BBM).

“Pada 2030, proyeksi penghematannya sendiri adalah sebesar 59 juta kiloliter untuk jenis bensin dan 56 juta kiloliter untuk jenis solar,” kata Puput.

“Dari situ saja kira-kira sudah hemat senilai Rp 677 triliun, kalau ditambah multiplier effects lainnya total penghematannya bisa Rp 9,603 triliun,” tambahnya.

Baca juga: Kapan Pebalap Formula E Akan Jajal Sirkuit Ancol?

Foto udara lintasan Sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) yang telah diaspal di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu(13/4/2022). Pengaspalan Sirkuit Formula E sepanjang 2,4 kilometer dinyatakan telah rampung seluruhnya dan untuk penggunaannya tinggal menunggu persetujuan kelayakan dari Formula E Operation (FEO). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Foto udara lintasan Sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) yang telah diaspal di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu(13/4/2022). Pengaspalan Sirkuit Formula E sepanjang 2,4 kilometer dinyatakan telah rampung seluruhnya dan untuk penggunaannya tinggal menunggu persetujuan kelayakan dari Formula E Operation (FEO). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

Ia pun berharap ajang Formula E Jakarta bisa memacing pemerintah pusat untuk memberikan insentif yang lebih menyeluruh untuk kendaraan rendah emisi termasuk EV.

Sebab sampai saat ini, harga kendaraan rendah emisi masih dua hingga tiga kali lipat dari kendaraan konvensional.

“Jangan mau kalah dengan Jakarta, yang 2020 lalu langsung berikan BBN 0 persen untuk kendaraan listrik," kata dia.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau