Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Buruk Menyerobot Kendaraan Lain Saat Macet

Kompas.com - 06/05/2022, 08:02 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com—Jalanan macet kerap menjadi permasalahan yang membuat kesal saat musim libur lebaran. Mulai dari kendaraan yang ingin pulang ke kampung halaman sampai berkunjung ke tempat wisata akan memadati lalu lintas.

Kondisi jalanan yang macet tentunya akan membuat pengendara mobil kelelahan dan stress. Belum lagi, saat terjebak di kemacetan, banyak pengguna jalan yang menyelak antrean kendaraan.

Kebiasaan pengendara yang menyelak kendaraan lain sebenarnya akan membuat macet semakin parah.

Baca juga: Etika Menyalip Kendaraan Saat Kondisi Jalan Macet

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan jika menyelak antrean merupakan kelakuan pengemudi yang tidak sabar. Munculnya perilaku ini karena kurangnya toleransi dan mengutamakan ego diri sendiri.

“Banyak juga yang tidak mau bersabar atau mengantre. Jika ada mobil di depan yang berhenti, maka dia tidak ikut berhenti. Mereka berpikir kalau bisa mengambil kesempatan menyusul, kenapa tidak,” ucap Sony kepada Kompas.com.

Saat kondisi jalanan sedang ramai, pengendara mobil harus tertib dengan tidak menyelak. Jika memaksa ingin mendahului, situasi jalanan kian kacau dan kemacetan bertambah panjang.


Sony menyarankan, pengemudi di jalan harus memiliki rasa mengalah, berbagi, dan sopan. Perilaku ini bisa mengurangi kekacauan di jalan raya karena yang paling utama adalah selamat sampai tujuan bukan siapa yang duluan.

Menurut Sony, pengemudi yang menyelak antrian saat macet bisa dibilang agresif dan tidak punya etika untuk tertib di jalan raya.

Baca juga: Update Harga Suspensi Belakang Aftermarket Motor per Mei 2022

Saat jalanan macet, ada dua model pengemudi, pertama yang memberi kesempatan dan satu lagi yang mengambil kesempatan. Pengemudi yang mengambil kesempatan ini adalah yang kerap menyelak antrean, atau agresif.

“Perlu diketahui, macet adalah bagian dari risiko yang harus ditanggung bersama. Tidak ada yang harus diprioritaskan, jadi gunakan etika agar tertib dan aman,” kata Sony.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
itu budaya orang orang beriman di negara beriman ini... jangan menyalahkan mereka. sudah tradisi itu. ya kalo dijepang negara kafir, sama lampu merah saja mereka takut walau sepi. orang kafir takut sama lampu, orang beriman takutnya sama tuhan


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kanada Ajukan Keluhan ke WTO Buntut Tarif Baja dan Aluminium oleh Trump
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau