JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan bus dan truk saat ini masih jadi masalah yang ada di jalan. Salah satu faktor penyebab dari kecelakaan truk dan bus adalah karena pengemudinya yang kelelahan.
Berbeda dengan pekerja kantoran, pengemudi bus atau truk tidak punya jam kerja yang pasti. Oleh karena itu, ada saja pengemudi yang kelelahan namun tetap memaksakan diri menyetir yang akibatnya bisa kecelakaan.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, rata-rata perusahaan angkutan barang atau orang tidak ada jam kerjanya, kalau bisa 24 jam lebih bagus karena mengejar ritase.
Baca juga: Diduga Lawan Arah, Mercy Adu Banteng dengan Bus Transjakarta
“Perlu diingat kalau manusia itu bukan robot, jadi memiliki keterbatasan kemampuan fisik dan mental,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.
Pengemudi yang memaksakan diri saat kelelahan bisa memengaruhi fokus, refleks, dan kemampuan dalam pengoperasian kendaraan. Hal tersebut yang membuat pengemudi menjadi penyebab kecelakaan di jalan raya.
“Dibutuhkan ritme mengemudi dan beristirahat yang berkala, maksimal empat jam lalu istirahat maksimal 30 menit,” kata Sony.
Baca juga: MGPA Nyatakan Lintasan Sudah Siap, Sirkuit Mandalika Aman Gelar MotoGP
Sony juga menyarankan Dinas Perhubungan (DIshub) agar membuat suatu sistem agar pengemudi bisa beristirahat secara berkala. Bisa dibuat checkpoint yang ada pengecekannya di setiap perjalanan, sehingga kendaraan umum wajib berhenti.
“Dengan adanya checkpoint itu, pengemudi wajib beristirahat sehingga bisa menghambat terjadinya kecelakaan, mau ngebut juga harus berhenti di kilometer berikutnya, seperti time rally,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.