Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal ABS, Penyakit Pengemudi saat Berkendara Jauh

Kompas.com - 14/03/2022, 11:22 WIB
Serafina Ophelia,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam aktivitas mengemudi, sering dikenal microsleep atau keadaan tertidur sejenak yang dialami pengemudi karena kejenuhan saat berkendara jauh. Microsleep menjadi salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi di jalan.

Namun, di samping microsleep ada fenomena lain yang sama berbahayanya, yaitu Auto Behavior Syndrome (ABS).

Baca juga: Diduga Sopir Mengantuk, Toyota Avanza Nyebur ke Sungai

Berbeda dengan microsleep yang terjadi karena kondisi otak tidak awas, ABS terjadi akibat kelelahan yang berkepanjangan. Sehingga, pengemudi tertidur tanpa sadar.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, kondisi ABS ini lebih kompleks daripada microsleep. Pasalnya, melibatkan berbagai faktor, yang bermuara pada keletihan otak serta fisik.

Pengenalan dan antisipasi gejala ABS bagi kalangan pengemudi di masyarakat Indonesia, menurut Jusri belum meluas.

"ABS terjadi karena keletihan. Bisa kurang tidur dalam jangka waktu yang lama, misal berminggu-minggu kurang tidur. Kemudian melakukan perjalanan panjang yang menguras stamina. Kondisi ABS ini banyak terjadi pada pengemudi angkutan barang dan penumpang," jelas Jusri.

Salah satu tempat parkir dan istirahat di Rest Area KM 260BDok. Rest Area KM 260B Salah satu tempat parkir dan istirahat di Rest Area KM 260B

Selain itu, kondisi ini biasa terjadi pada orang-orang yang memiliki penyakit dalam tubuhnya.

"Istirahat yang tidak ada pada sebuah perjalanan, sakit, atau orang yang sedang sakit, atau memiliki penyakit-penyakit dalam. Orang-orang ini akan mudah mengalami kelelahan," kata dia.

Maka dari itu, antisipasi yang perlu dilakukan adalah istirahat cukup sebelum berkendara, khususnya jika akan berkendara jarak jauh.

Baca juga: Viral, Video Toyota Innova Diesel Minum Pertamax, Apa Dampaknya?

"Pastikan kalau perjalanan panjang itu, tidur minimal delapan jam. Orang-orang yang punya bawaan penyakit dan lain-lain akan mengalami keletihan yang sama," tegas Jusri.

Selain itu, biasakan juga untuk istirahat secara berkala. Jusri menyarankan pengemudi untuk istirahat setiap dua jam sekali selama perjalanan panjang. Istirahat bisa dilakukan di rest area.

"Mereka harus melakukan power nap. Itu 15 hingga 30 menit. Ini akan memberikan kebugaran pada pengemudi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com