Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Karakter Sirkuit Mandalika, Yamaha dan Suzuki Bisa Diuntungkan

Kompas.com - 11/02/2022, 16:54 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

MANDALIKA, KOMPAS.com – Sebelum dipakai para pebalap untuk tes pramusim MotoGP 2022, Sirkuit Mandalika sempt diuji coba oleh Simon Crafar, mantan pebalap GP500 yang juga komentator MotoGP, dengan mengendarai mobil.

Dikutip dari Youtube MotoGP (11/2/2022), ada sejumlah catatan menarik terkait karakter Sirkuit Mandalika. Pertama, sirkuit ini hanya memiliki dua titik pengereman keras, yakni tikungan 1 dan tikungan 10.

Oleh sebab itu, Sirkuit Mandalika memiliki karakter yang sangat mengalir. Tapi bukan untuk motor dengan power besar, meskipun tenaga tentu saja selalu membantu dalam berbagai kondisi.

Baca juga: Belum Banyak yang Tahu, Dampak Buruk Pakai Ban Motor Bentuk Donat

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh MotoGP™ (@motogp)

Kemudian, sirkuit sepanjang 4,3 km itu menawarkan empat atau lima tikungan sangat cepat. Sehingga motor dengan handling terbaik bakal unggul di lintasan ini.

"Hal yang membuat balapan menarik, di sini, seperti sirkuit mengalir lainnya, adalah motor dengan tenaga lebih besar tidak mendapat keuntungan yang sama," kata Crafar.

"Hanya ada sedikit tikungan di mana Anda keluar dan menemui lurusan panjang. Sisanya, seperti Silverstone, sulit karena Anda harus mengatur performa ban belakang saat keluar menuju lurusan,” ucap dia.

Baca juga: Kendaraan Kecelakaan Merusak Fasilitas Umum, Pemilik Harus Ganti Rugi?

Meski begitu, Crafar mengatakan, layout sirkuit seperti ini justru membuat persaingan makin berimbang. Dan kemampuan dari pebalap lah yang menentukan pemenangnya.

"Saya ingin menekankan karena banyaknya belokan, mengalir, dan bukaan gas yang tersinergi dengan ban belakang, saya pikir Mandalika akan menjadi sirkuit inline." ujar Crafar.

"Tidak banyak, tetapi mereka (pabrikan inline) akan lebih unggul dari biasanya, mungkin akan lebih menguntungkan Yamaha dan Suzuki," tutur dia.

Baca juga: Tol Japek II Selatan Siap Beroperasi 2023

Sejumlah kru Gresini Racing Team berjalan di depan paddock saat sesi tes pramusim MotoGP 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Kamis (10/2/2022). Sesi tes pramusim di sirkuit Mandalika tersebut akan berlangsung hingga Minggu (13/2/2022).ANDIKA WAHYU Sejumlah kru Gresini Racing Team berjalan di depan paddock saat sesi tes pramusim MotoGP 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Kamis (10/2/2022). Sesi tes pramusim di sirkuit Mandalika tersebut akan berlangsung hingga Minggu (13/2/2022).

Sebagai informasi, tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika akan berlangsung dari Jumat (11/2/2022) sampai Minggu (13/2/2022).

Sedangkan balapan MotoGP Indonesia akan dihelat pada 20 Maret, atau dua pekan setelah seri pembuka di Losail, Qatar, pada 6 Maret.

Hujan dan Kotor

Hari pertama sesi tes pramusim 2022, sempat diwarnai red flag. Kondisi lintasan yang kotor karena hujan sempat mengganggu jalannya tes perdana di sirkuit tersebut.

Alhasil red flag atau bendera merah sempat dikibarkan pada saat sesi tes pagi, untuk memberi kesempatan penyelenggara membersihkan lintasan yang kotor, terlebih pada tikungan 1.

Loris Capirossi, Dorna Race Direction Representative, mengatakan, kondisi lintasan yang kotor merupakan hal yang wajar buat sirkuit baru.

“Soal treknya, normal untuk pertama kalinya sedikit kotor, karena tidak ada yang membalap sebelum kami,” ujar Capirossi, dikutip dari Antara (11/2/2022).

Menurut Capirossi, kondisi lintasan yang kotor tidak menjadi masalah pada saat tes pramusim. Sebab, pihaknya masih punya waktu untuk membersihkan dan mengatur segalanya.

“Tapi kami berharap mulai besok dan Minggu, kondisi treknya bagus untuk pengujian dan semuanya. Tapi bagaimanapun juga untuk trek baru, hal seperti itu normal,” ucap dia.

Pada kesempatan yang sama, dari ruang race control Sirkuit Mandalika, Deputy Race Commitee Eddy Saputra, mengatakan, kondisi lintasan yang kotor disebabkan karena pembersihan yang kurang optimal.

“Normalnya itu dua minggu sebelum balap, tiap hari harus dilakukan pembersihan. Sepertinya mereka (panitia) agak terlambat. Karena lokasinya juga dekat dengan pantai, jadi mungkin debu-debu partikelnya masuk ke trek,” ujar Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau