Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Banyak yang Tahu, Dampak Buruk Pakai Ban Motor Bentuk Donat

Kompas.com - 11/02/2022, 10:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemilik sepeda motor tak sedikit yang menaikkan ukuran ban satu tingkat atau dua tingkat, bahkan tiga tingkat lebih besar dari ukuran standar.

Memang tidak salah, karena ukuran ban yang besar memberikan kesan lebih gambot dan gagah pada sepeda motor kesayangan.

Meski begitu, rupanya ada dampak buruk pemakaian ban motor ukuran lebih besar atau dalam istilah kekinian berbentuk ‘donat’.

Kusnadi, pemilik toko Warung Ban di Depok, Jawa Barat, mengatakan, pada dasarnya ban ukuran lebih besar dari standar memang bisa masuk ke pelek bawaan motor.

Baca juga: Konsumen Beli Fazzio Dipaksa Kredit, Begini Jawaban Yamaha

Honda Vario 160Dok. AHM Honda Vario 160

Tapi pemakaian ban ukuran lebih besar dari standar ada batasnya. Ketika area tapak ban sebelah kanan dan kiri mulai menekuk ke dalam, artinya ukuran ban terlalu besar untuk pelek tersebut.

“Cuma enak apa enggak? Ukuran standar tetap paling bagus. Kalau pakai ukuran besar, pertama tekor saat nikung,” ujar Kusnadi, kepada Kompas.com (7/2/2022).

“Karena ban punya yang namanya lean angle. Untuk ukuran standar lean angle-nya kecil, tapi begitu pakai ban ukuran besar di pelek kecil, maka lean angle-nya meningkat,” kata dia.

Sebagai contoh ban ukuran besar di pelek kecil, biasanya bentuk ban makin membulat seperti donat, di mana area permukaan yang kontak dengan permukaan jalan makin banyak.

Baca juga: Video Debt Collector Ambil Paksa Mobil di Surabaya, Pahami Aturannya

Maxxis Victra untuk ban Honda Vario 160KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Maxxis Victra untuk ban Honda Vario 160

Alhasil sewaktu pengendara bermanuver dari kanan ke kiri dan sebaliknya, makin banyak area gesekannya. Beda halnya dengan ban ukuran standar, yang lebih minim area gesekannya.

Padahal sebetulnya luas area penampang ban ukuran donat tidak semuanya terpakai. Karena motor standar punya keterbatasan. Misal pada motor bawaan pabrik masih terdapat foot step, atau standar samping dan tengah.

Ketika pengendara bermanuver, motor tidak bisa terlalu miring. Motor pastinya bisa terjatuh, jika pengendara ingin memakai semua area penampang ban. Atau dalam istilah lain, lebih berisiko saat cornering.

Baca juga: Jadwal Tes Pramusim MotoGP Mandalika 2022, Dimulai Jumat

Ban sepeda motor.KompasOtomotif-donny apriliananda Ban sepeda motor.

“Itu juga yang menjadi alasan kenapa motor balap di sirkuit, misal motor bebek atau matik di Sentul, tidak pakai ban ukuran besar,” ucap Kusnadi.

“Umumnya ukuran 90/80, biar lebih enak buat manuver, banting kanan-kiri, high speed cornering tetap pede. Kalau pakai ban ukuran besar buat high speed cornering lebih berisiko,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau