Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/02/2022, 07:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap kondisi bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan, tepatnya bawah Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Minggu (6/2/2022).

Plt Kepala Sub Komite Moda Investigas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan mengatakan, semua sistem yang ada di bus berfungsi dengan baik dan tak ada masalah teknis.

“Kami sudah periksa kendaraan meliputi sistem rem, sambungan-sambungan kompresor, tabung angin. Tidak ada masalah dan tidak ada kebocoran. Anginnya masih ada,” ucap Wildan, dikutip dari Regional Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Baca juga: Kecelakaan Bus di Imogiri, Ada Indikasi Rem Blong

Wildan menjelaskan, kondisi roda bus sesuai standar ambang batas normal dan dianggap masih layak digunakan baik dari alurnya maupun gap kampas.

Berdasarkan keterangan saksi pendamping sopir bus (kernet), saat di tanjakan Bukit Bego, pengemudi menggunakan gigi tiga. Karena itu, kendaraan meluncur dengan cepat.

Mendekati tempat kejadian perkara (TKP), pengemudi kesulitan mengerem, karena bus dalam kecepatan tinggi.

Potret Gudang Bus GA Trans yang kecelakaan di Bantul, Selasa (8/2/2022)Fristin Intan/Kompas.com Potret Gudang Bus GA Trans yang kecelakaan di Bantul, Selasa (8/2/2022)

“Masalahnya kegagalan pengereman. Pengemudi memindahkan gigi dari 3 ke 2. Itu tidak mungkin terjadi, pasti akan masuk ke gigi netral diperkirakan bus dalam kecepatan 80 kilometer per jam,” kata Wildan.

Wildan melanjutkan, jarak jalan mulai menurun hingga TKP laka adalah 1,1 kilometer. Untuk ketinggiannya, dari hasil pengecekan via Google Earth, ada perbedaan tinggi 150 meter sepanjang jalan dengan gradien tinggi 20 persen. Diperkirakan saat kejadian kecepatan bus tembus bisa 80 km per jam.

KNKT juga mengatakan, pengemudi diduga panik tidak bisa menarik rem tangan (hand brake).

Baca juga: Pertimbangan Pemerintah Perpanjang Insentif PPnBM di Sektor Otomotif

“Posisi hand brake belum tertarik. Waktu saya tanya pengemudi tidak menarik itu. Kenapa? Mungkin panik. Saya tidak bisa berandai-andai. Karena pengemudi meninggal dunia,” ucap Wildan.

Sementara itu, Kepala Dishub Surakarta Hari Prihatno menambahkan, bus pariwisata GA Trans, lolos uji kir pada 16 November 2021 dan akan berakhir 16 Mei 2022.

“Hasil uji KIR yang kita lakukan laik jalan, hasilnya bagus. Artinya sudah sesuai prosedur, lolos semua. Rem, lampu, klakson, ban dan lainnya bagus. Hasilnya kan tidak bisa direkayasa, karena sistemnya computerize. Jadi tidak mungkin menipu karena pakai komputer. Kalau enggak bagus ya enggak lolos,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com