JAKARTA, KOMPAS.com – Istilah water hammer masih asing bagi segelintir pengguna mobil. Padahal, kondisi tersebut sangat berbahaya karena cukup merugikan bila sampai kejadian.
Kondisi water hammer bisa terjadi saat mobil terendam air, atau melewati area dengan genangan yang cukup tinggi. Karena itu, pemilik kendaraan wajib mewaspadai hal tersebut.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan, water hammer adalah ketika blok mesin pecah akibat air yang masuk ke dalam ruang bakar mobil melalui intake.
Baca juga: Bukan 150 cc, Ini Alasan Yamaha Fazzio Pakai Mesin 125 cc
“Ruang bakar itu tidak steril, tapi pencampuran udara dan bahan bakar, kemudian ada sebuah kompresi di ruang mesin itu. Nah, begitu air masuk ke kompresi mobil membuat pecah blok mesinnya, ” kata Sony saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.
Dampak blok mobil yang pecah tidak dapat di service. Solusinya hanya bisa diselesaikan dengan mengganti yang baru.
Karena itu, sebaiknya pengguna mobil berpikir ulang saat akan melintasi kawasan yang banjir atau punya genangan yang tinggi. Karea saat mobil menerobos air, akan terjadi gelombang yang berpotensi membuat air masuk via filter udara.
Sony juga menyebutkan jika beberapa pemilik mobil yang takut alami water hammer meninggikan knalpot mobil. Bahkan, selama lima tahun terakhir knalpot yang ditinggikan banyak dipilih. Padahal itu adalah cara yang salah kaprah.
Karena sekalipun knalpot mobil terendam, air tidak akan masuk ke knalpot. Hal itu karena tekanan dari dalam mesin lebih kuat dari luar mesin. Maka air akan sulit masuk.
“Tetapi berbeda jika saat banjir dan mesin mobil mati. Knalpot dari mobil dengan mesin mati dapat membuat air mudah masuk,” ujar Sony.
Baca juga: Bukan 150 cc, Ini Alasan Yamaha Fazzio Pakai Mesin 125 cc
Lantara itu, selama mesin mobil tidak mati maka air tidak akan masuk ke ruang bakar melalui knalpot.
Solusi yang paling tepat mencegah water hammer adalah harus mengetahui titik letak dari ketinggian air filter. Hal tersebut karena tiap mobil memiliki ketinggian yang beda meski biasanya setinggi lampu utama dari kendaraan.
“Ketika melewati banjir harus berhitung berapa ketinggian yang aman bagi mobil. Kemudian pastikan jangan sampai efek gelombang air saat mobil bergerak mengarah ke mobil dan tersedot ke air filter,” tutup Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.