Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Aquaplaning Saat Berkendara, Jangan Langsung Rem Mendadak

Kompas.com - 18/01/2022, 19:11 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.COM – Memasuki musim penghujan, aquaplaning hal yang kerap terjadi saat berkendara. Biasanya, kendaraan roda empat berisiko kehilangan kendali bila mengalami gejala aquaplaning.

Jika mengabaikannya, aquaplaning dapat menjadi potensi bahaya saat berkendara.
Aquaplaning sendiri adalah suatu kondisi di mana kendaraan seperti mobil kehilangan daya cengkeram sehingga kehilangan kendali.

Istilah ini sering disebut juga dengan hydroplaning, di mana sebab utamanya adalah genangan air, seperti hujan dan banjir.

Baca juga: Bengkel Repair Mulai Bikin Bus Single Glass, Ini Tanggapan Adiputro

Genangan air yang terlalu besar akan membuat mobil kesulitan dalam melaju atau bahkan tergelincir. Tidak hanya genangan air, aquaplaning juga bisa terjadi karena keadaan kendaraan yang tidak baik serta bobot kendaraan.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelakan jika aquaplaning adalah satu kondisi dimana daya cengkram roda-roda kendaraan berkurang sampai hilangnya atraksi di permukaan jalan.

“Jadi pada kondisi dimana roda-roda berkurang hingga hilangnya cengkraman dari permukaan jalan yang disebabkan oleh lapisan air. Aquaplaning sinonim dari hydroplane, jadi penyebabnya adalah lapisan air,” kata Jusri baru-baru ini pada Kompas.com.

Ban dengan pola telapak directional berbentuk seperti mata panah diklaim lebih aman cegah aquaplaning.Istimewa Ban dengan pola telapak directional berbentuk seperti mata panah diklaim lebih aman cegah aquaplaning.

Pada saat aquaplaning terjadi, lapisan mobil bergerak dengan cepat melintasi sebuah genangan air maka roda-roda yang melintasi genangan air akan melayang.

Menurut Jusri, analogi hydroplaning atau aquaplaning adalah batu tipis yang dilempar ke air atau danau atau sungai.

Pada saat dilempar, dari beberapa kondisi pada kecepatan tertentu batu tipis tadi akan melayang, dan kemudian akan tenggelam jatuh ke dalam air.

Dari genangan air tersebut mampu menghasilkan gaya yang mengangkat roda-roda saat melintasi genangan air tersebut. Roda yang tidak seimbang akan terhempas. Terlebih lagi ketika telapak ban kurang.

Permukaan ban yang masih ada telapaknya sangat baik memecah air. Jika gundul, maka kemampuan ban dalam pemecahan air akan berkurang.

“Jadi cara menyikapinya adalah saat pra-mengemudi memastikan kondisi permukaan ban masih layak. Tidak kurang dari 2 milimeter. Kemudian tekanan udara tidak berlebih,” imbuh Jusri.

Baca juga: Bengkel Repair Mulai Bikin Bus Single Glass, Ini Tanggapan Adiputro

Tindakan preventif yang lain adalah begitu hujan, atau paska hujan kecepatan kendaraan harus dikurangi dari kecepatan normal.

Kemudian, saat pengemudi alami aquaplaning jangan langsung panik. Jangan menginjak rem seketika. Selain itu jangan sampai membanting setir mendadak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau