Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Anggap Sepele, Ini Bahaya Jika Tekanan Udara Ban Tidak Sesuai

Kompas.com - 16/01/2022, 17:41 WIB
Arif Nugrahadi,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ban merupakan komponen penting pada mobil untuk menunjang berbagai aspek. Bukan hanya sebagai alat penggerak, tapi juga berfungsi sebagai penunjang performa, handling, kenyamanan, dan menahan beban kendaraan.

Maka dari itu, perwatan terhadap ban juga harus dilakukan oleh pemmilik mobil. Salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk menjaga performa ban, yakni dengan menjaga tekanan udara. Tekanannya harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

Baca juga: Honda Luncurkan PCX 160 Endless Sport Edition

Hal ini untuk menjaga agar kondisi ban tetap bagus dan usia juga lebih lama. Hanya saja, kadang banyak pemilik kendaraan yang kurang peduli terhadap kondisi ini.

Masih ada pengemudi yang membiarkan ban kurang tekanan udara dan masih dikendarai. Padahal ban yang tekanan udaranya tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan bisa berdampak pada kondisi dari ban itu sendiri.

Ilustrasi cek tekanan udara pada ban mobilMICHELIN INDONESIA Ilustrasi cek tekanan udara pada ban mobil

On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk. Zulpata Zainal menjelaskan, ban yang dalam kondisi kekurangan udara dan terus digunakan bisa membuat ban lebih cepat rusak.

“Kondisi kerusakan paling buruk pada ban adalah disebabkan karena kurangnya tekanan udara. Kurangnya udara pada ban sama juga dengan beban yang berlebihan,” kata Zulpata kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Dengan tekanan udara yang tidak sesuai standar pabrikan, ada beberapa efek buruk yang bisa saja terjadi. Efek buruk tersebut antara lain handling akan menjadi semakin berat, daya cengkeram ban berkurang, serta respons ban juga menjadi lebih lambat.

Baca juga: Penjualan Yamaha Tembus 1 Juta Unit pada 2021, Ini Model yang Diminati

“Selain itu, efek lainnya seperti daya pengereman ban juga akan menurun. Baik dalam kondisi jalan basah maupun kering, stabilitas juga akan berkurang dan lebih berpotensi terjadinya gejala aquaplaning,” ucap Zulpata.

Untuk itu, pemilik kendaraan disarankan untuk memperhatikan tekana udara pada ban baik saat kendaraan digunakan atau pun tidak.

tekanan udara banKompas.com/Fathan Radityasani tekanan udara ban

“Kalau ban kempis masih dijalankan terus menerus apalagi dengan kecepatan tinggi, akan mudah terjadi kebocoran pada ban,” kata dia.

Tidak hanya itu, dampak buruk lainnya apabila ban kurang tekanan udara yakni ban dapat dengan mudah mengalami pecah ban. Hal ini dikarenakan adanya defleksi yang berlebihan pada dinding ban.

Tekanan udara yang paling bagus adalah yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, tidak kurang dan juga tidak lebih,” ucapnya.

Baca juga: Marc Marquez Akhirnya Cerita Awal Mula Gegar Otak sampai Diplopia

Sebaliknya, tekanan udara pada ban yang berlebihan juga menimbulkan dampak buruk, setidaknya ada tiga efek buruk yang dampaknya lebih mengarah pada sisi kenyamanan ketika berkendara.

Berikut beberapa efek buruk jika ban mobil kelebihan tekanan udara:

1. Mobil akan tidak stabil ketika dikendarai terutama pada kecepatan tinggi. Hal ini lantaran tapak ban yang menyentuh permukaan jalan mengecil, bahkan parahnya bisa menyebabkan terjadinya slip.

2. Pengendara dan penumpang akan merasakan bantingan yang keras karena udara di dalam ban terlalu padat yang membuat ban tidak bisa menyerap getaran. Perlu diingat, tekanan udara ban yang ideal memungkinkan ban memiliki daya redam layaknya sokbreker.

3. Permukaan ban akan cepat aus dari biasanya, terutama pada bagian tengah yang porsinya akan lebih banyak bergesekan dengan permukaan jalan saar udara di dalam terlalu padat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau