JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil keluaran terbaru kebanyakan sudah menggunakan transmisi otomatis atau matik. Mobil dengan transmisi matik dinilai lebih menawarkan kemudahan dalam penggunaannya.
Berbeda dengan sepeda motor, transmisi matik pada mobil memiliki beberapa jenis yang perlu diketahui. Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, pada umumnya mobil matik di Indonesia memiliki beberapa jenis transmisi matik.
Baca juga: New Toyota Fortuner dan All New Land Cruiser Resmi Meluncur
"Ada beberapa itu antara lain matik konvensional (AT), ada yang CVT (Continuous Variable Transmission), dual clutch transmision (DCT), dan juga Automated Manual Transmision (AMT)," kata Didi kepada Kompas.com, Kamis (13/1/2022).
Keempat model transmisi matik tersebut merupakan yang paling umum digunakan di sejulah merek mobil di Indonesia. Pada dasarnya semua merupakan transmisi otomatis, namun secara teknis kerja dan teknologi yang digunakan berbeda.
"Masing-masing jenis transmisi memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri," ucap Didi.
1. Matik Konvensional (Hydraulic Automatic Transmission)
Untuk transmisi matik konvensional atau AT, cara kerjanya menggunakan torque converter yang mengubah tenaga mekanis dari mesin menjadi energi kinetis dan menyalurkannya kepada driveshaft.
Adapun kelemahan dari transmisi jenis ini yakni bukan yang terbaik kalau bicara soal kehalusan perpindahan gigi. Akan ada jeda terasa saat berakselerasi walau bukan paling buruk.
Baca juga: Kabar Baru Soal Nasib Kelanjutan Diskon PPnBM
Pada beberapa mobil juga ditemukan waktu perpindahan agak kurang pas sehingga performa dirasa kurang. Kekurangan lainnya, transmisi otomatis konvensional cenderung lebih berat ketimbang model manual.
2. Continuous Variable Transmission (CVT)
Keunggulan CVT adalah dimensi kompak serta bobot ringan. Hal ini dikarenakan CVT tidak memiliki rangkaian roda gigi yang sibuk seperti pada pengantar daya otomatis lain.
Untuk jenis transmisi CVT, proses perpindahan gigi dihasilkan dari perubahan diameter sepasang puli atau dikenal dengan drive dan driven pulley yang mengikuti putaran mesin mobil, lalu disambungkan dengan belt atau sabuk baja.
Baca juga: Mulai Rp 36 Jutaan, Yamaha Segarkan Motor Sport Retro XSR 155
Transmisi CVT memiliki kelebihan jika dibandingkan AT, yakni perpindahan yang smooth tanpa hentakan.
Selain itu, karena rasio transmisi terus berubah, CVT mampu menyesuaikan agar kerja mesin menjadi lebih sigap dan ringan. Untuk itu, CVT diklaim lebih baik dalam efesiensi bahan bakar.
3. Dual Clutch Transmission (DCT)
Dual-Clutch Transmission (DCT) bisa dibilang merupakan salah satu girboks otomatis paling canggih dan kompleks untuk saat ini. Banyak diaplikasikan pabrikan untuk model-model performa tinggi lantaran karakteristik perpindahan minim delay. Hal ini membuat pengataran tenaga terasa seamless namun sekaligus tetap cekatan.
Baca juga: Setelah Bertahan, Akhirnya Suzuki Kerek Harga Ertiga dan XL7
Transmisi DCT merupakan transmisi manual yang mekanisme kerja pedal koplingnya diganti menjadi otomatis. DCT juga bisa dibilang transmisi manual yang diotomatiskan.
DCT memiliki dua kopling untuk dua set gigi berbeda. Satu untuk ganjil sementara satu untuk set genap. Lewat cara ini, komputer mampu menyiapkan gigi selanjutnya lebih dahulu untuk dipilih.
Akselerasi dapat dimaksimalkan sebab minim kehilangan momentum saat oper gigi. Transmisi jenis ini cocok digunakan untuk sportscar. Jika digunakan untuk mobil harian, hal ini mendukung kenyamanan lantaran transisi tidak akan terasa berjeda.
Namun walau gesit, akselerasi awal DCT akan terasa sedikit kasar dan seakan tergesa-gesa. Di samping itu, kompleksitas membuat biaya perbaikan begitu tinggi serta bobot komponen jauh lebih berat. Hak ini tentu saja akan membuat penggunanya repot dan membutuhkan biaya mahal jika tejadi kerusakan.
4. Automated Manual Transmission (AMT)
"AMT itu sebenarnya manual, cuma pas pindah gigi itu dia ngga usah injak kopling. Jadi ada mekanisme kaya sensor yang akan menggerakkan tekanan hidrolic yang menekan kopling," ucap Didi.
Konsep dasarnya memodifikasi transmisi manual sehingga dapat bekerja secara otomatis atau semi-otomatis tanpa kopling saja. Pekerjaan seperti menginjak kopling serta mengoper gigi akan diambil alih oleh komponen elektronik dan hidrolik.
Baca juga: Indikator Bensin Sudah E, Berapa Jauh Mobil Masih Bisa Melaju?
Namun kini, dengan adanya Dual-Clutch Transmission (DCT) yang lebih pintar, AMT tidak lagi dipilih merek-merek berkelas. Bukan berarti punah, beberapa produsen masih menyajikan opsi ini sebagai alternatif matic dengan biaya rendah. Seperti sistem Suzuki AGS (Automatic Gear Shift) pada Ignis dan Karimun.
Dibanding AT konvensional, jenis transmisi ini lebih hemat biaya serta berdimensi lebih kompak. Kendati begitu, kenyamanannya cenderung moderat sebab perpindahan antara gigi lambat dan kurang responsif. Seakan banyak menghela nafas seperti pada sistem otomatis mobil tua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.