Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2022, 11:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

Sumber Speedweek

JAKARTA, KOMPAS.com - Era elektrifikasi sudah di depan mata. Beberapa pabrikan bahkan sudah mencanangkan akan meninggalkan mesin pembakaran internal dan fokus pada kendaraan listrik.

Sementara di ajang balap MotoGP, masih menggunakan motor prototipe dengan mesin pembakaran internal. Meskipun, ada juga yang menggunakan motor listrik, yakni MotoE.

Namun, mulai 2024, para pabrikan yang berkompetisi diminta untuk menggunakan bahan bakar dengan 40 persen dari sumber energi yang berkelanjutan, baik secara sintetis atau energi biomassa.

Baca juga: Tingkat Kenyamanan Nonton MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika Berdasarkan Harga Tiket

Selanjutnya di 2027, semua bahan bakar yang digunakan di Moto3, Moto2, dan MotoGP harus berasal dari non-fosil.

Kontrak para pabrikan dengan Dorna Sports hingga 2026 dan mulai tahun berikutnya baru akan menjadi momen yang sangat penting.

MotoE 2019 seri pertama akan segera digelar di sirkuit Sachsenring, Jerman.MotoGP MotoE 2019 seri pertama akan segera digelar di sirkuit Sachsenring, Jerman.

Dikutip dari Speedweek.com, Jumat (7/1/2022), CEO KTM Stefan Pierer mengatakan, dirinya yakin elektrifikasi akan berlaku di bisnis roda dua masa mendatang untuk segmen jarak pendek. Sebab, keterbatasan baterai yang berat dan terlalu menuntut.

Motor Energica Eco Corsa di MotoE, untuk berat baterainya saja mencapai 100 kg. Tapi, motor listrik hanya dapat menempuh jarak 30 km.

Dorna Sports memiliki kontrak dengan FIM untuk menggelar MotoGP sampai 2041. Sejauh ini, Motorcycle Sports Manufacturers Association (MSMA) atau asosiasi pabrikan motor yang berlaga di ajang balap, menghindari topik sensitif, seperti perlindungan iklim, mengurangi polusi, atau berganti ke konsep sistem penggerak lain, seperti hybrid atau motor listrik.

Baca juga: Motor Listrik Ducati Untuk MotoE Mulai Dites di Sirkuit Misano

Tapi, sudah tiga musim berjalan, MotoE belum begitu digemari. Selain itu, biaya pengembangan sumber penggerak alternatif tanpa bahan bakar fosil yang sangat mahal harus ditunda sejauh mungkin.

Ajang balap motor listrik MotoE di MotoGP. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)TOBIAS SCHWARZ Ajang balap motor listrik MotoE di MotoGP. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Lin Jarvis, Managing Director Yamaha Motor Racing, mengatakan, hal tersebut menjadi tanggung jawab Yamaha di Jepang untuk memikirkan topik tersebut.

"Enam pabrikan MotoGP sudah menandatangani kontrak lima tahun yang baru dengan Dorna. Kami mengasumsikan mesin 1.000 cc 4-silinder akan tetap atau sedikit berubah hingga akhir 2026," ujar Lin Jarvis.

"Tapi, kami mempelajari penggunaan e-fuel, sehingga industri kami sedang memikirkan bagaimana menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Diskusi ini sedang dilakukan sesama anggota MSA dengan Dorna di musim panas 2021," katanya.

Baca juga: Energica Siap Lebarkan Sayap Setelah Keluar dari MotoE

Menurutnya, dari sisi pembakaran, industri motor berbeda dengan industri otomotif. Makanya, dia berharap mesin pembakaran internal bisa diproduksi lebih lama.

Prototype V21L, motor balap elektrik buatan Ducati untuk MotoEDok. Ducati Prototype V21L, motor balap elektrik buatan Ducati untuk MotoE

"Dengan motor, ini masalah ruang untuk baterai, berat, biaya, dan banyak alasan lain. Itulah mengapa motor listrik di jalan raya tidak bisa dibandingkan dengan jumlah mobil listrik. Tapi, itu tidak berarti pabrikan motor tidak memikirkan tentang perlindungan iklim," ujar Lin Jarvis.

Lin Jarvis mengatakan, Yamaha sudah sadar dengan masalah iklim dan telah memutuskan untuk mengurangi emisi pada 2050.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber Speedweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com