Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balap Liar Semakin Ganas, Polisi Dikeroyok di Pondok Indah

Kompas.com - 08/12/2021, 08:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di media sosial memperlihatkan seorang polisi dikeroyok sejumlah orang. Polisi bernama Brigadir Irwan Lombu itu dikeroyok saat akan membubarkan balap liar.

Aksi tersebut terjadi di dekat Bundaran Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (7/12/2021) dini hari. Brigadir Irwan merupakan anggora Sabhara Polres Tangerang Selatan tengah melintas bersama istri.

Kasat Sabhara Polres Tangerang Selatan AKP Enung Holis membenarkan aksi pengeroyokan yang dialami oleh anggotanya itu di Pondok Indah.

Baca juga: Vixion Punya Warna Baru, Cek Harga Motor Naked Sport Akhir Tahun

@pojokbogor

Seorang polisi bernama Brigadir Irwan Lombu dikeroyok sejumlah orang tak dikenal saat membubarkan aksi balap liar, #tiktokberita #polis #balapliar

? Stay Alive ("Re:Zero") - Richmond Tang

 

"Iya benar. Menurut keterangan seperti itu (saat membubarkan balap liar). Saya juga belum detail karena belum ketemu orangnya. Dihubungi juga ponselnya mati," ujar Enung saat dikonfirmasi, Selasa, dikutip dari Megapolitan Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Aksi seperti ini sebetulnya bukan kali pertama terjadi. Pada Oktober 2021 lalu, kejadiannya hampir serupa di mana ada sesorang yang berusaha membubarkan balap liar justru dikeroyok orang tak dikenal.

Budiyanto, pemerhati masalah transportasi dan hukum, mengatakan, banyak faktor yang memengaruhi balap liar makin marak dan sulit dihilangkan. Tapi faktor kuncinya ialah penegakan hukum.

Baca juga: Tarif Bikin SIM B1 dan SIM B2 per Desember 2021

Foto vital balapan liar dan kerumunan warga di Kota SorongISTIMEWA Foto vital balapan liar dan kerumunan warga di Kota Sorong

“Dari banyak faktor yang memengaruhi, faktor penegakan hukum menjadi kuncinya. Petugas tidak konsisten dan tegas dalam memberikan sanksi sehingga kegiatan tersebut berulang terus dan sulit dikendalikan,” ucap Budiyanto kepada Kompas.com belum lama ini.

Budiyanto mengatakan, selama ini balap liar pada umumnya hanya dikenakan sanksi melanggar aturan batas kecepatan sebagaimana diatur dalam Pasal 287 Ayat 5.

Baca juga: Pakai Ferrari, Valentino Rossi Balapan Lagi di Gulf 12 Hours

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by FATAMORGANA (@keadilansemu_reborn)

 

Ancamannya ialah dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah).

Padahal menurutnya, kejadian balap liar yang sering terjadi sampai dengan menutup jalan tanpa izin dan membahayakan, seharusnya menerapkan pasal yang mampu memberikan efek jera maksimal.

Baca juga: Sopir Ngantuk, Bus Pariwisata Tabrak Pembatas Jalan di Cawang

“Menurut penilaian saya pelanggaran tersebut dapat dikenakan Pasal 311 Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)," kata Budiyanto. 

"Di pidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp 3.000.000 (tiga juta rupiah), disertai penyitaan kendaraan bermotor sampai ada putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum yang tetap,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau