Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampas Rem Mobil Matik Lebih Cepat Habis, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 28/11/2021, 16:41 WIB
Arif Nugrahadi,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil dengan transmisi matik saat ini lebih banyak diminati karena menawarkan kepraktisan dalam berkendara. Sebab, pengendara akan lebih santai karena tidak perlu repot memindahkan tranmsisi dan menggerakan kedua kaki.

Namun, di balik kepraktisan dan kemudahan dalam pengoperasiannya, ada konsekuensi yang menjadi tanggungan pemilik. Konsekuensi tersebut yakni penggunaan kampas rem yang lebih boros.

Baca juga: Bambang Soesatyo dan Sean Gelael Kecelakaan Saat Rally di Meikarta

Hal ini menjadi lumrah, karena dari pemakaian rem mobil transmisi matik akan jauh lebih aktif dibandingkan mobil transmisi manual.

Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Suparman mengatakan, keausan kampas rem mobil matik memang cukup wajar karena rem menjadi satu-satunya yang diandalkan untuk memperlambat laju mobil. Tak seperti mobil manual yang masih bisa dibantu dengan engine brake.

Mengenali gejala kampas rem menipiswww.team-bhp.com Mengenali gejala kampas rem menipis

Namun, bukan berarti mobil bertransmisi matik tidak bisa melakukan engine brake. Hanya saja, pengguna mobil matik lebih mengandalkan rem untuk mengurangi laju kendaraannya.

Mobil matik memang bisa engine brake, tapi dayanya tak sebesar mobil manual. Selain itu hampir setiap pergerakan ketika mengendarai mobil matik, pasti dilakukan dengan menekan pedal rem,” kata Suparman kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Kasus Mercy Lawan Arah di Jalan Tol, Ini Ancaman Hukumannya

Suparman menjelaskan, penggunaan kampas rem untuk mobil matik akan lebih boros hampir dua kali lipatnya. Misal kampas rem mobil transmisi manual biasa diganti setiap 60.000 km sekali, pada mobil transmisi matik di jarak tempuh 30.000 sampai 40.000 km sudah harus diganti.

“Kalau dibandingkan dengan mobil manual, mobil matik itu lebih cepat setengahnya. Jadi bila mobil manual ganti kampas rem tiap 60.000 kilometer (km), mobil matik bisa 30.000 sampai 40.000 km sudah ganti,” kata Suparman.

Ilustrasi piringan cakram, kaliper, dan kampas rem mobilDok. Daihatsu Indonesia Ilustrasi piringan cakram, kaliper, dan kampas rem mobil

Selain itu, penyebab lain dari kampas mobil yang cepat habis yakni dari kebiasaan buruk pengemudi sendiri.

Kebiasaan pemilik mobil transmisi matik lebih suka menahan pedal rem dengan kaki dibandingkan mengaktifkan rem tangan saat berhenti. Parahnya lagi, ketika melakukan hal tersebut posisi tuas transmisi berada di D yang artinya pemilik juga menahan laju mobil dengan rem.

“Kondisi ini yang menyebabkan kampas rem cepat habis. Bahkan kebiasaan ini dilakukan hampir setiap saat, dan saat maju akan ada gesekan yang terjadi antara cakram dan kampas rem terlalu berat. Pada posisi tuas di D itu sama saja rem disuruh menahan laju gerak kendaraan,” kata dia.

Baca juga: Video Viral Mercy Lawan Arah di Tol, Tabrak Mobilio sampai Ringsek

Selain itu, pengendara mobil matik juga jarang menyicil rem. Maksudnya, jika sudah terindikasi akan terhalang lampu merah, masih banyak yang melakukan pengereman mendekati posisi berhenti. Kondisi ini membuat rem bekerja lebih keras.

Sementara, pada pengendara mobil manual, kebanyakan sudah menetralkan posisi transmisi jika terlihat akan terhadang lampu merah, baru kemudian mulai melakukan pengereman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau