JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 sampai sekarang, telah berdampak pada berbagai sektor industri dan usaha.
Dari sektor otomotif, selain berdampak pada penjualan mobil dan motor, pandemi ikut mempengaruhi usaha bengkel kendaraan.
Hermas Efendi Prabowo, Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif (PBOIN), mengatakan, potensi pendapatan pengusaha bengkel hilang Rp 130,04 triliun sepanjang 2021.
Baca juga: Apa Pelumas Paling Tepat untuk Rantai Sepeda Motor?
Khusus untuk sektor bengkel otomotif UMKM, mekanik lepas dan penjualan spare part, potensi pendapatan yang hilang mencapai Rp 62,5 triliun.
"Penurunan potensi pendapatan terjadi akibat menurunnya transaksi perdagangan jasa perawatan dan perbaikan kendaraan sepanjang Januari-Oktober 2021, juga perdagangan spare part atau suku cadang," ujar Hermas di Jakarta (31/10/2021).
Menurutnya, selama pandemi mayoritas bengkel mobil, motor, body repair, dan bagian-bagian lainnya harus tutup.
Baca juga: 11 Kendaraan Tabrakan Beruntun di Tol Cikampek, Pahami Rumus 3 Detik
Kondisi ini membuat para pengusaha terpaksa mem-PHK sebagian pekerja, meliburkan sementara, atau memotong gaji agar bisa bertahan.
"Rata-rata penurunan pendapatan bengkel otomotif tahun 2021 selama pandemi berkisar 40 persen," ucap Hermas.
Hermas juga menambahkan, khusus bengkel UMKM, biaya sewa bengkel ada yang tetap, namun tak sedikit yang menaikkan biaya sewa. Padahal, 95 persen bengkel otomotif UMKM di perkotaan lokasinya kontrak.
Baca juga: Berburu Honda Stream Bekas, Berapa Kisaran Harganya?
"Pendapatan jasa bengkel otomotif turun drastis karena pada masa pandemi, mobilitas dibatasi. Mobil jarang perawatan, jarang rusak dan penggantian spare part jadi tertunda. Sebagian terpaksa menunda perawatan atau perbaikan karena tidak ada biaya," kata Hermas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.